JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Komisi III DPR akhirnya menggelar rapat pleno pemilihan empat dari delapan calon pimpinan Komisi Pemberantasan Komisi (Capim KPK) tepat pukul 14.00 WIB. Pemilihan dilakukan dengan mekanisme pemungutan suara (voting) langsung dari tiap anggota komisi hukum tersebut.
Sebelum dilakukan pemilihan, Ketua Komisi III DPR Benny Kabur Harman yang memimpin acara yang berlangsung di ruang rapat Komisi III, gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (2/12), sempat menanyakan sikap Ketua KPK Busyro Muqoddas bersedia atau tidak untuk kembali menjadi pimpinan dan calon ketua lembaga antikorupsi itu.
Busyro pun langsung menyatakan kesiapannya untuk dipilihan sebagai calon pimpinan sekaligus calon ketua KPK hingga habis masa baktinya. “Saya siap untuk menjalankan amanah, baik sebagai calon pimpinan maupun calok ketua KPK,” ujarnya.
Atas jawaban tersebut, forum pun menyepakati menerima penegasan Busyro Muqoddas tersebut. Berarti posisi ketua KPK dikocok ulang. Selanjutnya, rapat pleno diskors untuk mempersiapkan pemilihan pimpinan KPK melalui mekanisme voting.
Komisi III akan memilih empat dari delapan nama capim KPK. Para capim tersebut, yakni Bambang Widjojanto, Yunus Husein, Abdullah Hehamahua, Handoyo Sudrajat, Abraham Samad, Zulkarnain, Adnan pandu Praja dan Aryanto Sutadi.
Sementara sebelum rapat pleno dimulai, Bennny K Harman mengakui bahwa fraksi yang tergabung dalam Setgab, sudah tidak menghendaki Busyro Muqoddas duduk sebagai Ketua KPK lagi. Begitu pula dnegan fraksi yang bukan tergabung dalam Setgab. “Semua fraksi tidak lagi menganggap (Busyro Muqoddas) pantas jadi ketua," ujarnya.
Alasannya, ungkap Benny, sebagai penegak hukum dinilai terlalu terbawa arus politik. Padahal, Busyro adalah penegak hukum yang tidak boleh disandera oleh kepentingan dan situasi politik. "Dia terlalu terjebak dalam arus politic activism," imbuh Ketua DPP Partai Demokrat tersebut.(rob)
|