JAKARTA, Berita HUKUM - "Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk jangan lari dari tanggungjawab, wajib penuhi janji tertulisnya kepada 3.000 an lebih pekerja kontrak di P.T JalanTol Lingkarluar Jakarta ( PT. JLJ), untuk menjadi pekerja tetap di PT JLJ yang diberikan kepada PT Jasa Marga (Persero) Tbk adalah Rp. 1,602 trilyun (2012), Rp. 1,336 trilyun (2013), Rp 1,402 trilyun (2014), tidak bisa dipungkiri bahwa, keuntungan tersebut juga dihasilkan dari kontribusi dan kinerja 3.000 lebih pekerja kontrak yang ada di P.T JLJ.”
Mirah Sumirat, SE pada saat aksi unjuk rasa (unras) serikat karyawan JalanTol LingkarLuar Jakarta afiliasi Asosiasi Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia) menyampaikan saat di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), kawasan semanggi, Jakarta, Rabu (21/10). Aksi seribu pekerja yang juga angota Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan dilakukan selama 3 hari di kantor BEI dan juga di DPR/DPD/MPR RI.
"Kami ingin memberikan surat pengaduan kepada pejabat BEI terkait kebohongan Direksi Jasa Marga, Karena PT Jasa Marga sebagai perusahaan terbuka telah terdaftar di BEI," ungkapnya.
"Seluruh pemegang saham harus tahu terkait kebohongan yang dilakukan oleh Direksi PT Jasa Marga ini." ujarnya.
Mirah Sumirat meminta agar pejabat BEI bisa mendesak Direksi PT Jasa Marga untuk secara terhormat memenuhi janjinya, yaitu mengangkat para pekerja kontrak di PT JLJ menjadi Pekerja tetap di PT JLJ. dan tidak dipindahkan ke anak perusahaan baru, yakni PT Jasa Layanan Operasi ( JLO). Pada November 2015 ini seharusnya para pekerja kontrak di PT JLJ akan dianggap menjadi pekerja tetap di PT JLJ.
Selanjutnya aksi Unras dari kantor BEI selanjutnya massa bergerak ke gedung DPR RI Senayan Jakarta untuk menemui Pimpinan Komisi VI dan Pimpinan Komisi IX DPR RI.
Pantauan pewarta BeritaHUKUM.com di lokasi, ribuan buruh berseragam dengan mengenakan seragam atribut dan umbul-umbul KSPI, serta ASPEK Indonesia tiba didepan gedung DPR/MPR selepas melangsungkan aksi Unras di depan Gedung BEJ , Senayan kisaran pukul 08.30 WIB, tiba di depan gedung DPR RI pada pukul 12.00 WIB. Massa aksipun hadir selepas pulang kerja, malahan ada yang berangkat Unras dari Ccikarang maupun Cikampek demi menunjukan rasa solidaritasnya.
Kemudian, "Tuntutannya Kami kemari adalah meminta komisi VI dan Komisi IX untuk memanggil Direktur Utama Jasa Marga, agar mau memnuhi janjinya mengangkat pekerja kontrak menjadi pekerja tetap di PT. JLJ," jelas Dicky Umaran, selaku Ketua DPW ASPEK Banten yang juga pekerja tol saat berorasi, Rabu (21/10).
Aksi ini baru hanya merupakan bentuk aksi pemanasan, jadi belum pada tahap menghentikan operasional tol, pekerja masih tetap bekerja sesuai jadwal shiftnya masing -masing. Apabila PT Jasa Marga tetap memaksakan pengalihan pekerja tersebut dan tidak mengangkat menjadi pekerja tetap, maka pada tanggal 28 s/d 30 Oktober 2015 kami akan melakukan MOGOK KERJA di seluruh gerbang tol, yang dikelola PT. JLJ.
Perlu diketahui, bahwa, semenjak tahun 2.000 PT. Jasa Marga (Persero) Tbk menurut para serikat pekerja yang tergabung dalam KSPI tidak lagi merekrut karyawan untuk posisi pengumpul tol. dikarenakan saat ini dan seterusnya sebagian pekerjaan pengumpulan tol di gerbang-gerbang tol tertentu di cabang_cabang PT. Jasa Marga dilaksanakan melalui Kontrak Pemborongan Pekerjaan Pengumpulan Tol dengan PT. JLJ.
Dalam kontrak pemborongan tersebut, butir 1 dalam tahap awalnya selama 3 tahun sejak Oktober 2013, namun kontrak pemborongan akan diperpanjang hingga pada akhir tahun ke-2, dimana bagi karyawan kontrak PKWT, PT JLJ yang memiliki kondite baik dan tidak melakukan pelanggaran disiplin kerja, serta tidak melakukan penyimpangan akan diangkat menjadi karyawan tetap PT JLJ.
Program peningkatan Jumlah GTO di gerbang-gerbang tol tidak akan mengakibatkanpemutusan hubungan kerja di PT JLJ, Pemutusan hubungan kerja hanya terjadi akibat disiplin kerja dan penyimpangan yang sudah tertera dalam perjanjian kerja. Berdasarkan surat Pemberitahuan dari Pihak Jasa Marga dan JLJ per 13 Juni 2014.
Sementara itu, demi menanggapi adanya pernyataan Direksi PT Jasa Marga yang menyatakan bahwa PT Jasa Marga telah mengangkat 2.400 tenaga ahli daya menjadi Karyawan tetap. Sabda Pranawa Djati SMH selaku Sekretaris Jenderal ASPEK Indonesia meminta Direksi Jasa Marga untuk menghentikan kebohongan dan jujur kepada masyarakat.
Seharusnya 3.000 pekerja Kontrak PT. JLJ diangkat menjadi Karyawan tetap di PT JLJ. bukan malahan dialihkan ke anak perusahaan baru PT JLO.
" Jangan lari dari TanggungJawab !," tegas Sabda Pranawa.
SK JLJ - ASPEK Indonesia dan KSPI juga meminta kepada menteri BUMN untuk membatalkan pendirian PT Jasa Layanan Operasi (JLO) dan memeriksa Direksi PT Jasa Marga dan Direksi PT JLJ terkait dengan motivasi pendirian anak perusahaan baru tersebut, yang diduga sarat dengan kepentingan personal pejabat-pejabat di PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Sejauh ini hingga Rabu pukul 15.00 WIB sudah ada perwakilan buruh 4 (empat) orang yang dipersilahkan masuk, rencananya untuk komunikasi dengan Ketua Komisi VI, Ketua Komisi IX, dan Ketua DPR RI. Adapun perwakilan buruh yang masuk Presiden ASPEK Indonesia ASPEK Indonesia Mirah Sumirat, Sekjen ASPEK Indonesia Sabda Pranawa, LBH ASPEK Indonesia Triasmoko, Ahmad Jakwan Vice Presiden ASPEK Indonesia.
Namun belum ada tanda - tanda perwakilan buruh menemui pihak dari Komisi VI, Komisi IX dan ketua DPR RI hingga sore ini. Walaupun begitu massa aksi nampak masih bersemangat dan menunggu, dan tetap melanjutkan aksi Unras serta tetap menuntut akan terus aksi, hingga perlu akan menginap.
Lalu, kisaran pukul 17.20 WIB, selepas beberapa perwakilan buruh telah memasuki gedung DPR RI selang beberapa jam. Sabda Pranawa Djati SMH selaku Sekretaris Jenderal ASPEK mengutarakan dan berharap para pendemo dari karyawan kontrak PT JLJ agar tetap merasa yakin dan akan terus berjuang.
"Yang kita lakukan menagih janjinya. kami sudah mencoba bertemu dengan pimpinan komisi VI, akhirnya kami di dalam bisa bertemu dengan perwakilan komisi VI, V, dan XI dari PAN," imbuhnya di hadapan massa aksi sore hari ini, Rabu (21/10).
"Kami paksa dan meminta supaya mereka memanggil Direktur PT. Jasa Marga. Hari ini anggota komisi VI H. Sungkono, Pak Ahmad NajibQudratullah,SE Komisi XI, dan Pak H. Bakrie komisi V. harapannya dapat mulai bisa koordinasi dengan pimpinan komisi VI," jelasnya, di hadapan massa aksi dan akan konsisten melanjutkan aksi untuk menginap hingga terpenuhi tuntutannya.
"Kita minta dia pake 'jalur tol' juga. Kalo gak bisa lama, kita minta untuk segera koordinasi dengan pimpinannya. Jangan pulang, jangan pernah titip nasib karena yang anda perjuangkan adalah hak anda," tegas Sabda Pranawa.(bh/mnd)
|