JAKARTA, Berita HUKUM- Aktivis perempuan yang melakukan aksi Demo di depan kedubes Malaysia, mengecam pengamanan berlebihan di lakukan oleh aparat kepolisian, Terhadap mereka Perempuan Mahardika,FBLP, serta SBMI di Depan Kedubes Malasyia.
Ketika pendemo bergerak maju 5 langkah menuju pagar kedubes Malaysia, polisi meringsek medekat, dan menahan pergerakan buruh, sehinga membuat buruh berang dan memaki polisi yang terlihat terlalu berlebihan mengamankan aksi ini, akibat kejadian ini membuat Polisi malu mendapat makian dari aktifis perempuan," polisi kamu jangan dekat-dekat kami perempuan jangan kalian tambah lagi aksi kekerasan terhadap perempuan", teriak pendemo yang kecewa terhadap Polisi pria yang menjaga dan memepet pendemo.
Begitu juga ketika aktifis buruh perempuan ini maju ke terotoar dan menutup ruas jalan di depan ke Dubes Malaysia terjadi aksi salin dorong dan keributan, di mana buruh mempertanyakan, langkah aparat kepolisian yang di nilai, menghalang-halangi aktifis perempuan yang hendak membentangkan Poster mereka, bahkan kepolisian menutup sepanduk dan poster-poster pendemo membuat pendemo semakin maju dan menantang fihak kepolisian.
Dalam komentarnya Nisma Abdullah mengatakan kepada BeritaHUKUM.com, " Saat ini pemerintah SBY sama sekali tidak perduli terhadap penderitan rakyatnya di luar negeri. Ini terlihat dari banyaknya polisi yang juga menhalangin aksi kami bahkan menutupi sepanduk yang kami bawa, agar tidak di baca oleh masyarakat, pemerintah berusaha menutupi kejadian yang di alami Buruh Migran di luar negeri, ini salah satu bukti ketidak bepihakan pengusa kepada kami kaum Buruh, aksi hari akan terus kami lanjut pada hari mendatang kami akan melakukan sweping terhadap masyarakat Malaysia di indonesia," ujar Nisma Abdullah.
Sedangkan ketua Perempuan Mahardika Jumisih, dalam orasinya mengecam perbuatan polisi biadab DiRaja Malaysia, begitu pula mempertanyakan kepolisian Indonesia yang menjadi cecunguk dan menjaga Kantor kedubes Malaysia secara berlebihan, seperti tidak ada hrgadirinya lagi menjaga kantor pemerintah yang membebaskan pelaku pemerkosaan, sambil berteriak Buruh Migran Di Perkosa, serta langsung di jawab, SBY tanggung Jawab", dalam orasinya wanita berjilbab ini.
Sedangkan Dian Sekertaris FBLP, mempertanyakan upaya kepolisian yang di nilai terkalu Over dalam menangapi aksi damai buruh perempuan hari ini, Dian mengatakan, " kok seperti ini pengaman kepada kami buruh perempuan, di mana polisi perempuan Polwan mengapa tidak ada. Disini, jangan sampai ini menjadi permasalahan baru dengan berlebihan mengawasi aksi kamiL," ujar Dian.
Hingga berita ini di turunkan satu ruas jalan dari arah Mampang menuju Kuningan ke Gedung KPK di tutup oleh masa aktifis perempuan ini, mereka masih terus melakukan orasi mimbar bebas mengecam kebiadab bejat kelakuan jahat dan tercela Polisi DiRaja Malaysia ke pada Buruh Migran Indonesia.(bhc/put)
|