TOKYO (BeritaHUKUM.com) – Pasar saham Asia mengalami pelemahan pada Jumat (23/09), dengan indeks gabungan mencapai penurunan mingguan terendah sejak 2008.
Melemahnya bursa Asia ini dipicu peringatan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia soal perekonomian global, seperti dilansir BBC.
Sebelumnya, Kepala IMF, Christine Lagarde, mengatakan situsasi ekonomi global memasuki tahap berbahaya.
Sementara, Presiden Bank Dunia, Robert Zoellick menyampakan bahwa perekonomian dunia kini berada dalam zona bahaya.
Peringatan dua lembaga moneter dunia ini langsung berdampak nyata terhadap pasar saham Asia dan dunia.
Indeks Kospi Korea Selatan dibuka turun 4,8% sementara indeks ASX Australia melorot 1,6%. Sedangkan Nikkei ditutup karena libur nasional Jepang. Kondisi serupa juga menimpa pasar saham Amerika Serikat dan Eropa.
Sentimen negatif
Sejumlah sentimen negatif ini semakin memperburuk kondisi pasar meski para pembuat kebijakan mencoba melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki krisis ekonomi Eropa.
Bahkan, kelompok G20 yang saat ini diketuai Prancis dalam pertemuannya dengan IMF dan Bank Dunia di Washington DC menyerukan agar para pembuat kebijakan berusaha lebih keras lagi.
"Negara-negara zona euro dan berbagai institusi harus bertindak nyata untuk menyelesaikan krisis ekonomi dan utang Eropa agar tidak mempengaruhi perekonomian global," itulah isi surat terbuka para pemimpin Australia, Kanada, Indonesia, Inggris, Meksiko, Afrika Selatan dan Korea Selatan kepara G20.
Sementara itu, negara-negara yang perekonomiannya tengah meningkat, Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan mengatakan ada kemungkinan mereka akan meminjam uang dari IMF dan berbagai institusi lain untuk sedikit meringankan krisis ekonomi.
Para analis menilai kekhawatiran terkait respon politik dan kebijakan ini akan berpengaruh pada pasar keuangan global.
"Kekhawatiran utama adalah sentimen negatif ini menjadi beban dan kita bisa lihat pasar kredit Eropa sudah dibekukan," kata Kepala Strategi Pasar dari CMC Market, Sydney, Michael McCarthy.
Namun, McCarthy menambahkan, pertumbuhan ekonomi Asia yang jauh lebih baik diharapkan bisa memberi pengaruh bagus untuk pasar saham.
"Masih ada kesempatan di masa depan. Saya kira, Asia akan lebih baik kondisinya karena perekonomian Asia berkembang sangat superior," tambah dia.(bbc/sya)
|