AS, Berita HUKUM - Jumlah korban jiwa akibat bencana tornado di Moore, Oklahoma Amerika Serikat bagian tengah terus bertambah. Setidaknya menjadi 91 jiwa meninggal dunia dalam peristiwa itu yang menghancurkan dua sekolah dan seluruh lingkungan. Kantor medis Oklahoma Medical Examiner mengatakan jumlah korban tewas diperkirakan meningkat karena petugas penyelamat masuk lebih dalam ke daerah-daerah yang terhantam lebih keras. Sebelumnya, jumlah korban jiwa dilaporkan sebanyak 51 orang. Namun tim penyelamat telah menemukan 40 jasad lainnya yang tertimbun reruntuhan bangunan.
Tornado atau angin puting beliung dengan lebar 1,6 kilometer itu melanda wilayah tersebut Senin siang (20/5) dan menghancurkan bagian besar Moore, daerah pinggiran Oklahoma City, menyebabkan puluhan orang terluka, menerbangkan puing-puing bangunan dan menyulut kebakaran di banyak bangunan.
Pihak rumah sakit menyatakan, setidaknya ada 145 korban luka-luka yang kini sedang mereka rawat. 70 di antaranya adalah anak-anak. Petugas mengaku kesulitan menyelamatkan korban. Kendaraan mereka sulit berjalan karena jalanan dipenuhi runtuhan bangunan yang disapu tornado.
"Banyak perumahan yang rata dengan tanah. Tornado menyapu bersih (rumah-rumah) itu," ujar petugas kepolisian Oklahoma Gary Knight, seperti dikutip NewYorkTimes.com, Selasa (21/5).
Smith mengatakan, “bahwa badai merupakan hal yang lumrah pada bulan-bulan ini di Oklahoma dan negara-negara bagian terdekat, sebuah wilayah yang sering disebut “Tornado Alley,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa tornado besar merupakan akibat dari udara lembab yang dekat dengan tanah dan kondisi angin dekat dengan tanah dan di atmosfer. Negara bagian Oklahoma memang menjadi pusat bencana tornado di Amerika Serikat (AS). Tahun 1999 lalu, tornado dengan kekuatan serupa juga menerpa wilayah yang hampir sama di Oklahoma.(nyt/bhc/bar) |