JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Meski belum lulus uji terbang dan sertifikasi yang diperlukan, pesawat terbang rakitan siswa SMKN 29 DKI Jakarta yang diberi nama Jabiru J430 telah dibanderol Rp 1,3 miliar per unit. Mahalnya produk tersebut, karena 90 persen bahannya masih diimpur dari luar negeri.
“Biaya perakitan pesawat ini mencapai Rp 200 juta. Angka tersebut lebih mahal ketimbang merakit mobil, karena banyak didatangkan dari luar negeri. Biaya perakitan sendiri seluruhnya ditanggung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” kata Kepala Program Keahlian Airframe dan Powerplant SMKN 29 Jakarta, Ahmad Budiman kepada wartawan, elasa (31/1).
Selama perakitan, para siswa didampingi para instruktur maskapai penerbangan Garuda Indonesia Airways, Lion Air, TNI Angkatan Udara (AU), dan Federasi Aerosport Indonesia. Sedangkan, biaya membeli bahan-bahan lokal sekitar Rp 100 juta. Serta ongkos kirim bahan impor sekitar Rp 300 juta. Ia menyebut, sebagian besar komponen pesawat masih diimpor dari Australia dan 10 persen berasal dari bahan lokal.
Pesawat ini diperkirakan mampu terbang hingga Bali dan Malaysia. Dengan bahan bakar pertamax sekitar 80 liter dan berkecepatan kurang lebih sampai 130 knot. Dalam pesawat ini terpasang mesin dengan kekuatan 3300 cc berbahan bakar pertamax “Pesawat ini bisa terbang untuk jarak Jakarta-Surabaya dalam waktu tiga jam,” bebernya.
Saat ini, imbuh dia, pengecatan pesawat belum rampung akibat terkendala cuaca hujan. Setelah selesai perakitan, pesawat Jabiru bakal jajal terbang di seputaran Jakarta lebih dahulu. Meski berkapasitas empat orang, selama jajal terbang hanya dilakukan seorang pilot saja. "Baru nanti setelah terbang selama 40 jam, sekitar satu bulan, bisa dengan penumpang. Untuk tahap awal hanya boleh dilakukan di Jakarta saja, tidak boleh keluar," imbuhnya.
Budiman menambahkan, pesawat buatan siswa SMKN 29 ini, ukuran panjang sayapnya 9,5 meter, panjang badan 6,5 meter, dan tinggi 2,4 meter. Sedangkan bobot pesawat seberat 200 kilogram, namun mampu terbang sampai ketinggian maksimal 14 ribu kaki dengan kecepatan 130 knot. Rencananya, pesawat tersebut akan diproduksi sebanyak 20 unit.
Pesawat Jabiru J430 merupakan karya kedua SMKN 29, setelah sebelumnya pada 2009 berhasil merakit pesawat Jabiru J200. Bedanya, pesawat yang pertama hanya berkapasitas dua kursi. Pesawat tersebut juga pernah dijajal terbang sampai Malaysia.
Untuk bahan yang digunakan, memang masih mengandalkan bahan-bahan impor karena hampir 95 persen berbahan komposit kimia. Untuk komposisi bahan 10 persen lokal, dan sisanya sementara ini impor dari Australia. Tapi, untuk bahan-bahan pendukung lain semuanya produk local.
Perakitan sudah dilakukan sejak tiga bulan lalu oleh siswa kelas dua dan kelas tiga dari jurusan Air Frame dan Power Plant. Selain pesawat, para siswa SMK juga sudah ada yang merakit laptop, televisi, dan sepeda motor. Kebijakan untuk produksi massal itu tergantung dari komitmen pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta.(dbs/irw)
|