JAKARTA, Berita HUKUM - Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam mengaku tidak habis pikir dengan apa yang diucapkan sejumlah tokoh politik dalam masa kampanye Pemilu Legislatif (Pileg) sekarang ini, yang terus menonjolkan tuduhan seolah-olah pemerintah tidak berbuat apa-apa dalam dua periode masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Saya tidak hendak berkampanye untuk partai tertentu karena saya memang tidak berasal dari partai politik, tapi karena pernyataan tokoh-tokoh politik dalam masa kampanye ini melenceng terlampau jauh, saya merasa berkepentingan untuk meluruskan pandangan yang cenderung membodohi rakyat itu, bahwa seolah-olah pemerintahan Presiden SBY tidak melakukan apapun untuk perbaikan kesejahteraan rakyat,” kata Dipo di Jakarta, Minggu (30/3) siang.
Seskab Dipo Alam lantas menunjuk sejumlah pencapaian prestasi dalam pemerintahan Presiden SBY, yang memang benar-benar ada bukti, bukan sekedar janji, dan telah menjadikan bangsa Indonesia menjadi lebih bermartabat, dan lebih dihargai bangsa-bangsa lain.
“Pada 2004, income per kapita Indonesia hanya 1.000 dollar AS, tapi tahun 2014 nilai income per kapita itu sudah naik jadi 4,000 dollar AS. “Ini track record, bukan janji visi dan misi parpol yang baru janji dengan calon presiden (Capres)nya,” tutur DIpo.
Ia juga mengemukakan, angka harapan hidup di Indonesia thn 1971 adalah 47,2; tahun 2000, naik jadi 67,3; dan tahun 2014, naik lagi jadi 72 thn. “Ini track record bukan janji parpol. Rakyat sehat,” papar Dipo
Dikatakan Seskab, sejak tahun 2010-2014 sudah ada 220,000 mahasiswa menerima beasiswa Bidikmisi. Mereka menerima uang kuliah gratis, dan juga dapat tunjangan biaya hidup Rp 600,000/bln. “Ini track record. Mahasiswa suka,” tegas Dipo seraya menyebutkan, mahasiswa orang tua tak mampu tapi pintar berbakat bisa dapat beasiswa Bidikmisi. “Ini bukan janji parpol,” tukasnya.
Adapun di bidang ketenagakerjaan, Seskab Dipo Alam mengemukakan, tenaga kerja di sektor industri non-migas tahun 2005 ada 11.8 juta, naik jadi 14,8 juta pada tahun 2013. “Ini track record baik, buruh suka bukan janji,” ujarnya.
Ditambahkan Seskab, jumlah industri non-migas pada tahun 2005 ada sebanyak 55.000 industri, namun pada 2013 naik jadi 113,000 industri. “ni track record baik, industriawan dan karyawan suka, bukan janji,” ungkapnya.
Seskab juga mengemukakan, sebelum Kepala Badan Koordinasi Pasar Modal (BKPM) diadili dan ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), jumalh investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) hanya sebesar Rp 21 triliun, tapi pada 2013, jumlah investasi PMDN itu naik jadi Rp 51triliun.
Sementara untuk investasi Penanaman Modal Asing (PMA), menurut Seskab, sebelum Kepala BKPM diadili dan dihukum KPK, pada 2005, jumlah investasinya hanya 3 miliar dollar AS, tapi pada tahun 2013 naik jadi 15,9 miliar dollar AS.
Soal mandiri pangan? Seskab Dipo Alam mengemukakan, pada tahun 2001-2004 impor pangan rata-rata 6.5-7%. Namun pada tahun 2005-2013, rata-rata mencapai 5% padahal jumlah penduduk dan income per kapita naik.
Lebih Bermartabat
Mengenai pernyataannya, bahwa Indonesia kini lebih bermartabat di dunia, di hadapan negara-negara lain, Seskab Dipo Alam mengemukakan, pada tahun 2005-2013 magnitude ekonomi Indonesia tambah besar, terbukti masuk 20 negara ekonomi terbesar di dunia G-20. “Ini bukti, bukan baru janji,” tegas Dipo.
Ia juga menyebutkan, selama masa Pemerintahan SBY tidak ada sejengkal pun tanah NKRI lepas. “Mudah-mudahan tidak seperti nasib Timor Timur, Pulau Sipadan, dan Ligitan yang lepas dalam pemerinahan sebelum SBY,” ujar DIpo.
Mau RI bermartabat? Seskab menyebutkan, sebanyak 259 pimpinan dunia, diantaranya 115 yang berkunjung ke Indonesia menemui Presiden SBY pada periode 2005-2014. Diantara tamu-tamu dunia itu termasuk dari PBB, G20 dan lain-lain.
Seskab juga menambahkan, sejak 2005-2014, Indonesia bebas dari embargo kerjasama pengadaan dan penguatan alat utama sistem persenjataan (Alutsista). Selain itu, industri pertahanan juga secara bertahap dibangun.
Masih ada lagi, Seskab Dipo Alam menunjuk peresmian 6 (enam) airport di wilayah Pulau Sumatra, yaitu Bandara Kuala Namu di Deli Serdang, Bandara Sultan Syarif Qasim II di Pekanbaru, Bandara Raja Haji Fisabilillah di Tanjung Pinang, Bandara Muara Bungo di Jambi, Bandara Pekon Serai di Lampung Barat, dan Bandara Pagar Alam di Lahat oleh Presiden SBY pada Kamis (76/3) lalu. “Ini track record bukan janji parpol,” ucap Dipo Alam.
Seskab juga menunjuk kenyataan, bahwa umat muslim di tanah air yang mau menunaikan ibadah haji harus rela menunggu sampai 16 tahun, akibatnya minat melaksanakan ibadah umrah juga melonjak drastis. “Ini bukti bahwa ekonomi kita naik bagus,” tegasnya.
Terakhir, Seskab Dipo Alam juga menunjuk selesainya pembangunan jalur rel ganda kereta api Jakarta-Surabaya sepanjang 727km, yang akan membuat perjalanan kereta akan tambah lancer. “Ini bukti, bukan janji,” pungkas Dipo.(ES/skb/bhc/sya) |