Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
EkBis    
Pertumbuhan Ekonomi
Bank Dunia Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2013 Capai 6,3 Persen
Monday 14 Jan 2013 08:38:38
 

Logo Bank Dunia (World Bank).(Foto: Ist)
 
AMERIKA SERIKAT, Berita HUKUM - Bank Dunia (World Bank) memperkirakan, walaupun pertumbuhan ekonomi dunia cenderung melemah, ekonomi Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan masih tetap positif, utamanya bila mampu mempertahankan pertumbuhan investasi, Minggu (13/1).

Dalam laporan Triwulanan Perkembangan Ekonomi Indonesia edisi bulan Desember 2012, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6,1 persen untuk tahun 2012, sedikit meningkat di tahun 2013 menjadi 6,3 persen. Proyeksi ini mengasumsikan konsumsi domestik dan pertumbuhan investasi masih bertahan kuat, dengan membaiknya pertumbuhan mitra dagang utama Indonesia secara bertahap yang juga sedikit mendorong pemulihan ekspor.

“Outlok ekonomi dunia masih dibayangi ketidakpastian dan rentan terhadap tekanan-tekanan, jadi ini bukan waktu untuk berpuas diri,” kata Stefan Koeberle, World Bank Country Director untuk Indonesia sebagaimana diublikasikan World Bank hari ini.

Bank Dunia mengingatkan, hasil dari negosiasi “jurang fiskal” di AS, perkembangan di zona Euro, dan juga berlanjutnya perlambatan ekonomi China, dapat mempengaruhi proyeksi pertumbuhan. Terlebih, pertumbuhan investasi dalam negeri yang telah berperan penting terhadap kuatnya kinerja ekonomi Indonesia belakangan ini juga menghadapi sejumlah risiko.

Investasi kini mencapai sepertiga dari seluruh belanja barang-barang dan jasa Indonesia, meningkat 10 persen tahun ke tahun pada kuartal ketiga dan memberikan dorongan hampir 40 persen terhadap pertumbuhan PDB yang kuat dalam kuartal ketiga sebesar 6,2 persen tahun-ke-tahun. Namun Bank Dunia mengingatkan melemahkan harga komoditas ekspor di pasaran dunia, disamping munculnya sejumlah aturan yang dinilai dapat membawa dampak negatif terhadap sentimen investor, yang masih rapuh secara global.

“Kerangka kebijakan yang kuat adalah kunci untuk memfasilitasi investor untuk dapat membuat perencanaan ke depan dan menjaga kepercayaan terhadap masa depan yang mendorong investasi,” ujar Ndiamé Diop, World Bank Lead Economist and Economic Advisor untuk Indonesia.

Di sisi fiskal, Bank Dunia memproyeksikan defisit 2012 sebesar 2,5 persen, sedikit lebih tinggi dari target APBN-P Pemerintah sebesar 2,2 persen dari PDB. Pertumbuhan pendapatan telah melambat tetapi pengeluaran belanja modal dan material masih di bawah target, meskipun tumbuh kuat secara nominal. Namun Bank Dunia mengingatkan semakin meningkatnya subsidi energ yang bisa mempengaruhi defisit Indonesia.

Laporan triwulanan Bank Dunia juga menyoroti penetapan upah minimum yang dinilai rumit dan penuh perdebatan. “Menimbang pentingnya upah minimum itu bagi kesejahteraan pekerja, dan secara potensial, bagi pertumbuhan ekonomi, proses negosiasi upah minimum dapat diperbaiki melalui pendekatan yang lebih menyeluruh, teknis dan inklusif dalam proses tawar-menawar di pasar tenaga kerja, dengan memastikan bahwa seluruh pemangku kepentingan, termasuk pekerja sektor informal, telah terwakili,” saran Bank Dunia.

Laporan Triwulanan Desember ini juga membahas tantangan-tantangan pembangunan jangka menengah yang dihadapi oleh Indonesia, dan apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemajuannya. Sebagai contoh, bagaimana semakin meningkatkan penyediaan dan akses layanan publik di seluruh Indonesia, mengatasi ketidak merataan kemajuan dalam penyediaan layanan infrastruktur, kesehatan dan pendidikan, seperti terlihat pada Sensus Infrastruktur Desa yang baru dilakukan.

Pentingnya kesiapan menghadapi risiko bencana alam juga dibicarakan pada laporan. Sebagai contoh, keberhasilan upaya pemulihan pasca bencana alam yang besar di Sumatra dan Jawa telah memberikan contoh bagaimana membangun ketahanan terhadap risiko-risiko bencana, termasuk risiko musibah banjir di Jakarta.(es/skb/bhc/opn)



 
   Berita Terkait > Pertumbuhan Ekonomi
 
  Wakil Ketua MPR: Ekonomi Tumbuh Namun Kemiskinan Naik, Pertumbuhan Kita Masih Eksklusif
  Waspadai Pertumbuhan Semu Dampak 'Commodity Boom'
  Pimpinan BAKN Berikan Catatan Publikasi BPS tentang Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2022
  Harga Tidak Juga Stabil, Wakil Ketua MPR: Pemerintah Gagal Menjalankan Amanat Pasal 33 UUD 1945
  Roadmap Ekonomi dan Industri Indonesia menuju Superpower Dunia
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2