JAKARTA, Berita HUKUM - Kita harus tegar dan jangan terpancing oleh agitasi serta propanganda dari agen agen Neolib dan Kapitalis yang tidak menginginkan Buruh hidup layak dan sejahtera, serta tetap ingin untung besar dengan membayar Upah Buruh Murah, serta ingin tetap langgeng menciptakan sistim perbudakan modern dengan sistim kerja Kontrak.
"Buruh Jangan Bentuk Ormas, karena akan mengkerdilkan sebuah gerakan Serikat Buruh. Jangan kita terpancing dengan kata-kata Propaganda yang disuarakan oleh antek-antek neolib dan kapitalis yang mengkritik dan mencibir terhadap setiap aksi-aksi besar Serikat Buruh, yang dianggap hanya menyebabkan kemacetan, serta selalu mengatakan 'Kok, yang diperjuangkan dan disuarakan Selalu masalah Upah, Sistim kerja Kontrak Outsourcing dan Kesejahteraan sih'," ungkap Arief Poyuono Ketua Umum
Federasi Serikat Pekerja Badan Usaha Milik Negara ( FSP BUMN ) Bersatu, sebagaimana rilis pers diterima pewarta BeritaHUKUM di Jakarta pada, Kamis (28/4).
Kita sebagai kaum Buruh jangan mundur dengan propanganda yang meyesatkan itu, karena sesungguhnya sejak dulu dan hari ini keberadaan Serikat Buruh di Indonesia sudah menjadi bagian dari 5 Pilar dalam kehidupan Demokrasi, serta pengambil Keputusan bangsa Indonesia, kelima Pilar tersebut adalah Eksekutive ( Pemerintah ), Yudikative, Legislative, Media dan Serikat Buruh," jelas Arief Poyuono, jelang peringatan May Day sebagai hari buruh di seluruh dunia pada 1 Mei mendatang.
Jadi apa yang diperjuangkan Buruh yaitu Upah layak. Tolak Outsourcing dan Kesejahteraan sudah pada arah yang benar dan tepat, karena sampai hari ini Nyata-nyata makin Ganas saja 'kerakusan' kaum kapitalis dan neolib untuk menciptakan kemiskinan pada kaum Buruh.
Karena itu, "mulai lah kaum Buruh Indonesia yang menjadi klass mayoritas dalam sebuah negara, tidak terkecuali di Indonesia untuk merapatkan barisan dan menciptakan Front Perjuangan Buruh, Tani dan Nelayan untuk memperjuangakan cita-cita luhur UUD 1945 dan Pancasila menuju masyarakat dan negara yang berdaulat," tegas Arief Poyuono, yang juga menjabat sebagai wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Bidang Buruh dan Ketenagakerjaan.
"Jangan terpancing untuk membentuk Ormas Buruh. Karena marwah Serikat Buruh lebih tinggi dan mulya dari sebuah Ormas coba lihat saja adakah Persatuan Ormas sedunia yang ada hanya kata Kata' Kaum Buruh Sedunia Bersatulah, " cetusnya.
Karena dalam memperingati Hari Buruh Sedunia atau Mayday kita harus memulai Perjuangan kaum Buruh Indonesia harus lebih massive, Strategis. Taktis dan terprogram untuk masuk dalam persoalan negara yang semuanya pasti akan bermuara pada tingkat kesejahteraan kaum Buruh dan kedaulatan Negara.
Banyak persoalan negara dan Masyarakat yang mengharuskan Kaum Buruh harus ikut campur dalam menentukan setiap langkah dan kebijakan terkait pembangunan bangsa Indonesia menuju kesejahteraan, mulai dari ancaman obral murah Aset Aset Negara, kebijakan yang pro Asing dlll.
"Ayo Kaum Buruh Indonesia terus bangkit dan Melawan terhadap antek-antek kapitalis dan neolib yang sudah menjalar disetiap kebijakan pemerintah", Darah Rakyat Indonesia masih mengalir menderita sakit dan lapar."(rls/bh/mnd)
|