JAKARTA, Berita HUKUM - Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertanian (Kementan) menerapkan dua langkah penanganan guna menekan fluktuasi harga tanaman pangan dan menyambut swasembada pangan. Melalui jumpa pers yang diadakan Senin (21/3) lalu, Kepala Balitbang Kementan, Muhammad Syakir memaparkan, ada 2 (dua) langkah tersebut adalah meluncurkan tujuh varietas unggul untuk komoditas bawang merah (3 varietas) dan cabai merah (4 varietas), serta penataan aktifitas panen, distribusi produksi, pemasaran dan mendukung langkah kebijakan.
"Langkah ini merupakan tugas dan fungsi Balitbang. Peluncuran lima varietas unggul sebagai jawaban untuk mencukupi produksi dan langkah non teknisnya adalah penataan pada aktifitas, produksi hingga pemasaran. Selain itu kami akan mendukung kebijakan dan regulasi guna menjamin kecukupan dan distribusi produksi," papar Syakir.
Menurut Syakir, diluncurkan sejumlah varietas unggul tersebut merupakan antisipasi pada fluktuasi harga pangan, khususnya pada penjualan bawang dan cabai yang mana pada lingkup produksinya dibatasi oleh dua musim, yaitu musim hujan dan musim kering.
"Sedangkan saat musim hujan menjadi kendala produksi pada sayuran dan kedua komoditas, yaitu bawang dan cabai," imbuhnya.
Ditempat terpisah, peneliti Balitbang Kementan, Ir, Catur menyatakan, dalam fungsi waktu, kelangkaan bawang merah dan cabai biasanya terjadi pada bulan Februari sampai April sebagai dampak dari datangnya musim hujan.
"Kami telah melakukan inovasi teknologi sejak tahun lalu pada bawang merah dan cabai merah guna antisipasi musim hujan. Varietas unggul tersebut dapat ditanam meski musim hujan berlangsung, misalnya bawang merah jenis Sembrani, Maja dan Trisula. Sedangkan varietas unggul cabai adalah dengan jenis Kencana, Ciko, cabai rawit Prima Agrihorti dan cabe rawit Rabani Agrihorti," papar Catur, saat berbincang bersama pewarta BeritaHUKUM, Rabu (23/3).
Catur menambahkan, paska pengembangan ujicoba, dihasilkan bahwa bawang merah varietas unggul sangat adaptif terhadap musim hujan, contoh pada bawang jenis Sembrani yang adaptif terhadap dua musim dan lahan tadah hujan dengan potensi produksi 24,4 ton/ha. Sementara varietas unggul cabai merah berjenis Kencana adaptif dilahan medium, dataran tinggi dan tahan terhadap dua musim.
Balitbang Kementan menyebutkan, hingga saat ini khususnya pengusahaan bawang merah hanya dilakukan didaerah tertentu dan terbatas. Terkonsentrasi di Pulau Jawa (80%) dan sekitar 42 persen tersebar di Jawa Tengah (Kabupaten Brebes) diikuti Jawa Timur sebanyak 24 persen (Kabupaten Nganjuk dan Probolinggo dan Jawa Barat (11 % di Cirebon). Diluar pulau jawa, sentra produksi tersebar di Propinsi NTB (9%), Sumatera Barat (5%) dan Sulawesi Selatan (4%).(bh/rar) |