*Hotel-hotel di pesisir rawan amblas
DENPASAR-Bali dinilai gagal dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan air bersih. Kondisi ini akan membawa Bali dalam ancaman krisis air bersih pada 2015 mendatang. Saat itu Bali akan mengalami kekurangan pasokan air bersih mencapai 1500 liter per detik.
Ketua Pusat Studi Pembangunan Berkelanjutan Universitas Udayana Dr. Dharma Putra menyebutkan, krisis air ini terjadi akibat meningkatnya pertumbuhan perumahan dan makin bertambahnya jumlah kamar hotel di Bali. Sedangkan cukup banyak sumber air bersih yang bersumber dari sungai terbuang ke laut, seperti yang terjadi di Tukad Unda dan Tukad Penet
“Coba kita lihat mulai Telaga Waja, Unda, Petanu, Oos, Ayung, Terus Penet, itu semuanya terbuang, yang baru termanfaatkan kan hanya Tukad Badung dengan Estuaridam. Estuaridam itu saja bisa menyiapkan air yang cukup besar bagi wilayah Nusa Dua, itu kapasitas sebenarnya 900 liter per detik, tetapi karena keterbatasan infrastrukturnya baru hanya menyiapkan 300 an liter per detik,” jelas Dr. Dharma Putra di Denpasar, Selasa (30/8).
Dharma Putra merekomendasikan agar pemerintah daerah Bali segera membangun infrastruktur untuk memanfaatkan air sungai yang terbuang. Apalagi dari Tukad Unda Saja saat ini jumlah air yang terbuang mencapai 1800 liter per detik dan dari Sungai atau Tukad Penet mencapai 300 liter per detik.
Pada bagian lain, Dharma Putra menjelaskan, hotel-hotel di pesisir pantai di Bali dinilai rawan roboh akibat terjadinya amblasan pada tanah. Kondisi ini terjadi akibat pengambilan air bawah tanah yang berlebihan sehingga menimbulkan rongga dalam tanah.
Kecendrungan akan terjadinya amblasan pada tanah di sekitar pesisir pantai di Bali, jelas dia, ditunjukkan dengan makin parahnya intrusi air laut, yang telah mencapai 20-25 meter ke arah darat. Keadaan ini rawan menyebabkan hotel di pesisir pantai, terutama hotel-hotel tua mengalami kerusakan bahkan roboh.
“Sebenarnya untuk kontruksi, mereka sudah pikirkan untuk hotel yang baru, hotel yang lama ini yang berbahaya, tetapi mereka agak beruntung, hotel di kawasan Nusa Dua misalnya atau di kawasan bukit , struktur tanahnya itu karang kuat, yang berbahaya itu Kuta, kuta itu semua pasir,” ujar Dr. Dharma Putra.
Dharma Putra menyebutkan kawasan wisata yang mengalami intrusi air laut yang cukup parah yaitu Kuta, Tanjung Benoa Nusa Dua, dan Sanur.(bbc/gre)
|