JAKARTA, Berita HUKUM - Setelah terselenggaranya pencoblosan Pemilihan Presiden 9 Juli kemarin, Munarman, SH seorang aktivis Islam dan mantan Ketua YLBHI ini, memperkirakan akan terjadi chaos paska pengumuman pemenangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Juli 2014 mendatang.
Pada persepsinya memprediksi, chaos akan terjadi di 6 daerah yang dianggap rawan bentrok.
“Ini menurut Intel kami bahwa, ada kericuhan di enam daerah, yaitu Jakarta, Jatim, Jabar, Sumsel dan Solo Raya serta Makasar,” jelasnya, saat memberikan keterangan pers pada acara Diskusi bersama Media bersama VOA-Islam, yang bertajuk 'Mengantisipasi Skenario Chaos Kubu Merah' di Menteng, Jakarta, Sabtu (12/7).
Kekesalannya ini, ia tujukan pada kubu Capres-cawapres nomor urut 2 yakni, Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) yang meng-klaim terlebih dahulu kemenangan yang hanya dari hasil perhitungan suara Quick Count, dan ngotot miliknya yang paling benar dibandingkan hasil QC lainnya, bahkan jika nanti dari hasil KPU.
“Bagaimana bisa mereka mengklaim hasil QC-nya yang paling benar, dibandingkan hasil QC KPU. Ini sudah terlalu sombong dan arogan,” tegas Munarman.
Menurutnya, kubu dari Capres no 2 ini sengaja ingin memanfaatkan situasi yang hasilnya diduga kuat hanya ingin membuat kekacauan, dengan mengklaim hasil QC miliknya adalah yang paling benar.
Tidak hanya itu, lanjut aktivis Islam ini juga, yang sangat menyanyangkan kekesalannya, dengan lebih dulu adanya pernyataan dan deklarasi kemenangan kubu Jokowi-JK, Padahal, warga Indonesia sudah mengetahui bahwa, hasil kemenangan itu baru akan syah di umumkan oleh penyelenggara Pilpres yakni KPU pada 22 Juli 2014 mendatang.
“Jangan sampai ucapan kemenangan tersebut nantinya akan membuat adanya pertempuran darah antar saudara di Indonesia ini,” tegasnya lagi. (bhc/bar)
|