JAKARTA, Berita HUKUM - Ada pemandangan yang berbeda saat acara pelantikan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yaitu kehadiran sosok Andi Analta yang datang di gedung DPRD Jakarta, Senin (15/10).
Pada acara pelantikan Jokowi dan Ahok ini, Andi hadir dan duduk di bagian tamu khusus, dimana disitu ada beberapa tokoh nasional, seperti Mantan Presiden RI, Megawati Soekarno Putri, Wakil Gubernur Banten Rano Karno, Mbak Puan Maharani, Istri dan keluarga Joko Widodo, Istri Basuki dan anak-anaknya, serta tamu-tamu khusus lainnya seperti, Prof. Gayus Lumbun, serta Bung Efendi Simbolon dan lainnya.
Andi Analta datang dengan mengenakan pakaian khas muslim dengan Full Sunah yaitu, lilitan Surban hitam di kepalanya, dan kain Surban merah kotak putih khas Palestina yang digantungkan dibahunya, dengan mengenakan sendal yang membuatnya tampak berbeda dengan tamu lain yang duduk di deretan VIP.
Ketika dicegat oleh pewarta BeritaHUKUM.com selepas acara pelantikan Joko Widodo, maka bang Andi analtha yang biasa di sapa bang Andi, mengatakan, "selamat kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dan wakilnya Basuki, yang baru saja dilantik, dan mendapatkan amanah, agar semua dari apa yang disampaikan mereka berdua saat berkampanye, bagaimana untuk tetap mengabdi dan mengembalikan hak-hak masyarakat, yang saat ini banyak belum sampai ke masyarakat, agar harus sungguh-sungguh dan jujur untuk berbakti kepada bangsa dan negara," ujarnya.
Ketika ditanya lagi oleh pewarta mengenai perkenalan dengan Pak Basuki Alias Ahok, Ia mengatakan bahwa, "saya sudah mengenal Basuki sejak tahun 1982. Awal perkenalan itu dimulai dari orang tua kami, dan kami lanjutkan hingga saat ini. Orang tua kami dulu, awalnya mereka rekan bisnis saja, ya seperti penasehat bisnislah. Ayahnya Ahok itu, berikhrar bahwa kita bersaudara, 'Anakmu anakku dan anakku anakmu', jadi saya sendiri dengan Ahok itu betul- betul seperti adek yang saya bina. Jadi saya merasa bangga, bukan karena dia wakil Gubernur sekarang, namun dia berhasil merubah peta sosial masyarakat Jakarta, bahkan mungkin Indonesia," pungkasnya.(bhc/put) |