JAKARTA, Berita HUKUM - Sejak ditangkap di Padepokannya yang terletak di Tegalalang, Ubud, Gianyar Bali, Anand Krishna hari itu juga langsung diterbangkan ke Jakarta dan mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang (LP Cipinang) Jakarta Timur.
Dari keterangan Kepala Pusat Penerangan dan Hukum Kejaksaan Agung (Kapuspenkum Kejagung), Setia Untung Arimuladi, bahwa proses penangkapan Anand Krishna telah dilakukan kemarin pagi pukul 08:00 Wita. Sempat terjadi perlawanan dari puluhan orang pendukung Anand Krishna, saat Jaksa Eksekutor membacakan surat eksekusi di depan Anand Ashram.
Puluhan pendukung Anand Krishna telah berbaris menghadang di balik pagar pintu padepokan, ini membuat para petugas memaksa masuk dengan melompat pagar, kericuhan pun terjadi dan beberapa pendukung Anand Krishna terluka, karena adu fisik dengan para petugas, namun hanya berakhir dengan adu mulut antara pendukung Anand dan para petugas dari Kejari Jakarta Selatan yang dibantu Kejati Bali, Kejari Denpasar dan Kejari Gianyar.
"Semua sudah menjadi kewajiban karena tugas, tidak perlu dipertentangkan Insya Allah semuanya akan berjalan sesuai aturan hukum," kata Kapuspenkum Setia Untung Arimuladi kepada Pewarta BeritaHUKUM.com, Minggu (17/2).
Akhirnya Anand Krishna berhasil dibawa ke Mapolda Bali untuk selanjutnya dengan dibantu pihak Kepolisian, Anand dibawa ke Bandara untuk diterbangkan ke Jakarta, untuk menjalani hukuman di LP Cipinang.
Dijelaskan Kapuspenkum Kejagung Setia Untung Arimuladi bahwa Kejari Jakarta Selatan telah secara patut memanggil terdakwa Krisna Kumar Tolaram Gangtani alias Anand Krishna sebanyak 3 kali. Karena mangkir terus makanya dijemput paksa.
Mahkamah Agung yang mengabulkan permohonan kasasi yang diajukan Jaksa Penuntut Umum (JPU), sehingga eksekusi harus dilakukan. Anand Krishna terbukti melakukan perbuatan cabul pada muridnya Tara Pradipta Laksmi di Yayasan L'Ayurveda, Jakarta.
Anand Krishna dijerat dengan Pasal 290 ayat 1, Pasal 294 ayat (2) ke 2 jo Pasal 64 KUHP ayat 1.(bhc/mdb) |