ACEH, Berita HUKUM - Aktivis mahasiswa Aceh Utara mengharapkan pemerintah Aceh, segera memediasi kelompok bersenjata yang akhir-akhir ini dinilai meresahkan warga, dan yang terkini terkait tewasnya dua anggota unit intelijen TNI Distrik Militer 0103 Aceh Utara, Serda Indra dan Sertu Hendrianto.
"Pemerintah Aceh harus mampu menyelesaikan persoalan tersebut secara arif dan kekeluargaan," kata Juliadi, aktivis mahasiswa dari Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh Utara, Kamis (26/3).
Menurut Juliadi, mereka juga adalah bagian dari Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Sehingga, ketika telah terjadi hal seperti ini pemerintah Aceh yang juga dari kalangan GAM jangan cuci tangan tidak mengakui bahwa itu adalah bagian GAM.
Kasus kriminalitas ini, menurut Juliadi ada kaitannya dengan politis dan kesenjangan sosial. Karena itu, ada baiknya kelompok tersebut dipanggil ke pendopo untuk dibicarakan kemauan mereka dan kenapa melakukan hal yang demikian.
"Mereka harus diajak ke jalan yang lurus, tentunya pemerintah harus memberikan kesejahteraan kepada keluarga mereka. Mungkin saja ada bagian keluarganya yang membutuhkan uluran pemerintah dan ada persoalan lainnya," ujar Juliadi.
Akan tetapi, Juliadi menambahkan, juga tidak mengabaikan proses hukum mereka terkait kepemilikan senjata api dan pelanggaran hukum lainnya.
"Secara hukum senjata harus dikembalikan kepihak yang berwajib, jangan nanti datang TNI kemudian terjadi kontak tembak hingga menimbulkan dendam, baik kepada TNI dan juga dengan kelompok dan dikhawatirkan akan muncul konflik baru," tutup Juliadi.
Seperti diketahui, dua anggota TNI Distrik Militer 0103 Aceh Utara, Serda Indra dan Sertu Hendrianto dilaporkan hilang diculik pada Senin (23/3) lalu oleh kelompok sipil bersenjata. Keduanya ditemukan pada keesokan harinya, Selasa (24/3), dalam kondisi tewas dengan luka tembak di Desa Bate, Aceh Utara.(bh/sul) |