Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Turki
Aksi Militer Turki Umumkan Mengambil Alih Kekuasaan
2016-07-16 08:30:22
 

Kelompok militer Turki mengambil alih kekuasaan di negara itu, sementara Presiden Recep Tayib Erdogan menyebut langkah itu tak akan berhasil.(Foto: Istimewa)
 
TURKI, Berita HUKUM - Satu kelompok di tubuh militer Turki mengatakan mengambil alih kekuasaan, Jumat (15/7) malam waktu setempat. Tentara ditempatkan di tempat-tempat strategis di Istanbul sementara jet-jet tempur terbang rendah di ibu kota Ankara.

Pernyataan yang dibacakan di televisi menyebutkan 'dewan perdamaian' saat ini menjalankan negara dan sudah diterapkan jam malam dan keadaan darurat. Pernyataan yang disiarkan stasiun televisi NTV mengatakan, "Kekuasaan negara sudah diambil alih sepenuhnya."

Disebutkan bahwa pernyataan ini berasal dari militer.

Pernyataan oleh 'kelompok militer' yang disiarkan televisi TRT mengatakan bahwa 'tatanan hukum dan nilai-nilai sekuler dan demokratis telah dirusak oleh pemerintah yang berkuasa saat ini'.

"Akan ada konstitusi baru," demikian pernyataan dari 'kelompok militer'.

Hingga tengah malam waktu setempat belum diketahui dengan jelas kelompok militer ini dan muncul beberapa laporan bahwa sejumlah jenderal senior ditahan.

Reaksi Presiden Erdogan

CNN Turki memberitakan bahwa Presiden Recep Tayyip Erdogan 'selamat'.
Kepada media ini Erdogan mengatakan bahwa aksi ini dilakukan oleh 'struktur paralel' dan ia akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasinya.

Di masa lalu, istilah 'struktur paralel' ia gunakan untuk mengacu kepada Fethullah Gullen, ulama Turki yang bermukim di Amerika Serikat, yang ia katakan 'mendorong kerusuhan' di Turki.

Kekuasaan rakyat

Ia mendesak rakyat untuk turun ke jalan-jalan guna menentang 'pemberontakan tersebut'.

"Saya minta rakyat berkumpul di berbagai lapangan dan bandar udara. Tak ada yang lebih tinggi dari kekuasaan rakyat," kata Erdogan.

Perdana Menteri Binali Yildirim menyebut tindakan ini oleh kelompok militer ini 'aksi ilegal' dan menekankan bahwa ini 'bukan kudeta'.

Ia menegaskan bahwa pemerintah masih ada dan bertanggung jawab menjalankan negara.

"Siapa saja yang ada di kelompok ini, yang melakukan tindakan ilegal, akan membayar dengan harga yang sangat mahal," kata PM Yildirim.

Sumber di istana presiden kepada kantor berita Reuters mengatakan bahwa pernyataan tersebut tidak mendapat pengesahan dari komando militer Turki. Ada laporan jenderal paling senior di jajaran militer Turki, Jenderal Hulusi Akar, termasuk di antara perwira tinggi yang disandera di markas besar militer.

Tembakan dilaporkan terdengar di markas besar kepolisian di Istanbul dan tank-tank 'berada di luar' bandar udara di kota ini. Semua penerbangan 'telah dibatalkan'.

Keprihatinan Barat

Sumber di Uni Eropa kepada kantor berita Reuters mengatakan bahwa aksi militer ini 'sepertinya sudah diatur rapi oleh satu kelompok penting di tubuh militer, yang tak hanya dilakukan oleh segelintir kolonel'.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, yang tengah mengadakan kunjungan di Moskow mengatakan dirinya berharap ada perdamaian dan 'keberlanjutan' di Turki.

Menteri Luar Negeri Inggris yang baru, Boris Johnson, mengatakan dirinya 'sangat khawatir dengan perkembangan yang terjadi di Turki saat ini'.

Kelompok militer melancarkan upaya kudeta di Turki

08:27
Sejumlah warga Turki menentang kudeta
Aksi kudeta yang dilancarkan sebuah kelompok militer Turki mendapat tentangan dari sejumlah warga Turki. Mereka berkumpul di beberapa lokasi di Kota Ankara dan Istanbul untuk memprotes kudeta.

08:14
Korban luka dilaporkan di Jembatan Bosphorus, Istanbul
Kami mendapatkan foto-foto korban luka dari korban antikudeta di Jembatan Bosphorus di Istanbul.

Banyak foto yang terlalu mengerikan untuk diterbitkan. Tayangan langsung pada pukul 01:01 waktu setempat (06:00 WIB) menunjukkan sejumlah orang ditembak di jembatan.

Kantor berita swasta Dogan melaporkan tentara melepaskan tembakan ke arah orang yang melintas jembatan.

08:13
Ledakan keras di Lapangan Taksim
Dua ledakan keras terdengar di lapangan Taksim, Istanbul. Ledakan diiringi desing suara pesawat tempur.

08:10
Badan intelijen Turki: Upaya kudeta telah digagalkan
Juru bicara intelijen Turki mengatakan bahwa upaya kudeta telah digagalkan namun mengakui masih ada 'beberapa kantung perlawanan'.

"Orang-orang menentang kelompok ini. Semua yang melakukan upaya kudeta akan diadili dengan dakwaan pengkhianatan," kata jubir badan intelijen, Nuh Yilmaz, kepada situs berita Hurriyet.

08:09
Tentara 'letakkan senjata di Lapangan Istanbul
Kantor berita Reuters memberitakan sekitar 30 tentara meletakkan senjata setelah dikepung oleh polisi di Lapangan Taksim. Sebelumnya tentara bentrok dengan massa.

08:08
Tentara hentikan TV CNN Turk
Sejumlah tentara memasuki grup media swasta Turki Dogan Media dan menghentikan siaran langsung saluran TV CNN-Turk.
Wartawan BBC Seref Isler yang berada di Antalya tengah menyaksikan saluran TV

08:08
Dua warga sipil tewas
Kantor berita pemerintah, Anadolu dan NTV mengungkapkan dua warga sipil tewas dan bentrok di Istanbul.

Sebelumnya, dilaporkan bahwa tentara telah melepaskan tembakan ke arah pengunjuk rasa anti-kudeta yang berupaya melintasi Jembatan Bosphorus.

08:06
Gedung parlemen Turki diguncang bom
Sejumlah stasiun televisi menayangkan peristiwa ketika gedung parlemen Turki diguncang bom.

07:59
'Daftar perwira yang terlibat kudeta'
Kantor berita pemerintah Turki, Anadolu, merilis "daftar mereka yang merencanakan upaya kudeta"

Militer Turki mengatakan pada Jumat bahwa mereka telah mengambil alih kekuasan, tetapi Presiden Tayyip Erdogan berjanji bahwa kudeta akan digagalkan.

Jika berhasil, penggulingan Erdogan, yang telah memerintah Turki sejak tahun 2003, akan menjadi salah satu perubahan terbesar di Timur Tengah dalam beberapa tahun, mengubah salah satu sekutu AS paling penting di wilayah tersebut sementara perang berkecamuk di perbatasan.

"Kami akan mengatasi hal ini," kata Erdogan, yang berbicara pada panggilan video via ponsel di depan kamera penyiar CNN di Turki. Dia meminta para pengikutnya untuk turun ke jalan untuk membela pemerintahnya dan mengatakan komplotan kudeta akan membayar harga yang berat.

Seorang pejabat mengatakan Erdogan berbicara dari Marmaris di pantai Turki, di mana ia sedang berlibur. Erdogan mengatakan ia dengan cepat akan kembali ke Ankara.

Perdana Menteri Binali Yildirim mengatakan pemerintah terpilih tetap di kantor. Namun, ternyata mereka berada di balik kudeta.

Bandara ditutup, akses ke situs media sosial internet terputus, dan pasukan menutup dua jembatan di atas Bosphorus di Istanbul, salah satu yang masih menyala merah, putih dan biru dalam solidaritas dengan korban serangan truk Bastille Day di Prancis sehari sebelumnya.

Pesawat-pesawat tempur dan helikopter meraung di atas ibu kota Ankara. Sebuah ledakan terdengar di Ankara, di mana helikopter menembaki.

Tentara mengambil alih televisi negara TRT, yang mengumumkan jam malam di seluruh negeri dan darurat militer. Seorang penyiar membacakan sebuah pernyataan atas perintah militer yang menuduh pemerintah mengikis aturan demokratis dan hukum sekuler. Negara ini akan dijalankan oleh "dewan perdamaian" yang akan menjamin keamanan penduduk, kata pernyataan itu.

TRT kemudian turun dari udara.

Kantor berita yang dikelola negara Anadolu mengatakan kepala staf militer Turki di antara orang-orang yang ditangkap sebagai "sandera" di ibukota Ankara, Reuters melaporkan.

CNN Turki juga melaporkan bahwa sandera ditahan di markas militer.(CNN/BBC/Ant/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Turki
 
  Mengapa Kemenangan Erdogan Penting Bagi Negara-negara Barat?
  Hagia Sophia: Salat Jumat Pertama Setelah 86 Tahun, 'Allahu Akbar, Terharu dan Merinding', Antusiasme Masyarakat Beribadah
  Perang Saudara di Suriah: Turki Kutuk Serangan Udara oleh Suriah terhadap Konvoinya
  Turki Tetap Datangkan Sistem Rudal S-400 Buatan Rusia Walau Ditentang AS
  Lira, Mata Uang Turki Terjun Bebas, Erdogan Sebut 'Ini Ulah Amerika Serikat dan Barat'
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2