SAMARINDA, Berita HUKUM - Hujan deras yang mengguyur kota tepian Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim), Selasa (11/6) kemarin bukan hanya melumpuhkan jalur jalan dengaan banjir yang terendam dimana-mana, namun hujan deras yang diikuti pembukaan lahan disekitar sekolahan menimbulkan longsor pada Rabu (12/6) pukul 09.00 Wita, menimpah Sekolah SMP 24 yang terletak di Jl. Pangeran Suryanata, Kelurahan Kelurahan Bukit Pinang Kecamatan Samarinda Ulu, hingga mengganggu proses belajar mengajar.
Kepala Sekolah SMP 24, Muhammad Karim, dikonfirmasi wartawan di lokasi sekolah, Rabu (12/6) mengatakan, akibat utama yang membuat longsornya tanah dan menimpah satu ruang kelas hingga merobohkannya adalah, karna pembukaan lahan yang dilakukan oleh pemilik tanah yang bernama Hidrat (40Th) untuk tanah kaplingan, ujar karim.
"Penyebab utamanya adalah pembukaan lahan oleh Hidrat selaku pemilik lahan untuk kaplingan dengan membuka gunung yang dulunya rimbun, akibat pembukaan lahan dengan alat berat dan membuang sembarang tanahnya, sehingga akibat hujan turun longsrpun terjadi dan menimpah satu ruang sekolah kami," jelas Kasim.
Muhammad Karim juga menambahkan, pembukaan lahan yang dilakukan oleh pemilik tanah tanpa izin dari oknum Pemerintah seperti RT dan kelurahan. "Kami sudah melakukan koordinasi dengan RT dan Kelurahan, menurut keterangannya tidak pernah memberikan izin sehingga alat beratnya pernah dihentikan, namun belakangan bekerja lagi," tambah Karim.
Longsornya tanah yang menimpah sarana pendidikan tersebut menandakan lemahnya pengawasan dari Pemerintah, karena dapat mengganggu proses belajar mengajar secara keseluruhan karena di kuatirkan adanya sewaktu-waktu longsong suslan yang mengancam keselamatan para murid dalam melakukan proses belajar.
Kepala Sekolah SMP 24 Muhammad Karim menegaskan, dengan adanya longsor yang hingga menenggelamkan satu ruang sekolah kami, kami menunggu pertanggung jawaban pemilik lahan, "kami menunggu pertanggung jawaban pemilik lahan akibat longsor tersebut," tegas Karim.(bhc/gaj) |