JAKARTA, Berita HUKUM - Hampir sebulan, air bersih PDAM di Kampung Luar Batang Penjaringan Jakarta Utara, mati. Pasalnya, matinya air ini disinyalir ada unsur kesengajaan. Dan kuat dugaan erat kaitannya masalah ini dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang penuh semangat ingin menggusur kawasan tersebut.
"Tentunya hal ini sangat berkaitan dengan rencananya 'Ahok' yang mencoba ingin menggusur kampung ini. Saya mengatakan seperti ini Karena belajar dari kejadian sebelumnya yang dialami oleh warga Pasar Ikan. Yang mana saat itu selama satu bulan sebelum penggusuran dilakukan, warga Pasar Ikan sudah tidak mendapatkan lagi pasokan air bersih," ujar Herman, Pengurus Masjid Luar Batang, saat dikonfirmasi pewarta BeritaHUKUM, Rabu (11/5).
Untuk di Kawasan Penjaringan, Herman mengatakan hanya Kampung Luar Batang saja saat ini tidak mendapatkan pasokan air bersih. Begitu juga dengan Masjid Luar Batang, air bersihnya sudah tidak mengalir.
Para pengurus pun tak tinggal diam. Mereka terpaksa dan berupaya mendapatkan air bersih dengan cara membeli air dari mobil-mobil tangki berkapasitas 8000 liter.
"Kami juga tidak mau masyarakat setempat maupun para peziarah yang menjalankan ibadahnya jadi terganggu hanya gara-gara air mati. Oleh karena itu kami harus memasok air bersih sebanyak satu hingga dua tangki setiap harinya untuk kebutuhan para jamaah di masjid ini. Khusus hari Jumat, air yang dibutuhkan bisa empat tangki dalam sehari," ujarnya.
Kondisi ini, jelasnya, berdampak langsung pada besarnya pengeluaran atau operasional masjid. Dan anggaran operasional untuk beli air bersih saja dapat menghabiskan anggaran kurang lebih empat jutaan rupiah.
Sementara itu, Irwan, salah satu warga yang ditemui di lokasi, mengaku mengeluh karena sudah hampir sebulan belakangan ini dia dan warga lainnya kesulitan mendapat pasokan air bersih. "Sampai sekarang air masih mati," ujar pria yang tinggal di RT 003, RW 003, Luar Batang.
Ia mengaku matinya air bersih tersebut ketika ada isu Ahok akan melakukan penggusuran terhadap Kampung Luar Batang. "Nah, semenjak itu air sampai sekarang tidak mengalir. Padahal setiap bulan kami selalu bayar," keluhnya.(bh/san) |