JAKARTA, Berita HUKUM - Kedatangan Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) untuk meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Penjaringan Indah di Jl. Wacung RW. 016 Kel. Penjaringan, Kec. Penjaringan, Jakarta Utara mendapat penolakan dari ratusan warga. Ahok datang sekitar pukul 16.30 dengan dijaga ketat aparat kepolisian dan Satpol PP.
Ratusan warga yang telah bersiap menghalangi kedatangan Ahok di Jalan Bandengan terkecoh oleh kedatangan mobil dinas Ahok yang tak melalui jalan utama, melainkan melalui kebun warga.
Sebelum tiba di lokasi, ratusan warga berkumpul dan mencoba mengadang mobil Ahok dan rombongan yang melewati Jalan Wacung menuju Jalan Bandengan Utara. Petugas Satpol PP dan polisi membuat barikade agar massa tidak bisa mendekat, Ahok pun berhasil masuk.
Kesal usahanya gagal, warga pun mengamuk dan melempari petugas dengan batu. Aparat yang berjaga membalas lemparan warga dengan tembakan gas air mata. Upaya petugas itu sontak membuat warga berhamburan.
Salah satu peserta demo sekaligus warga Penjaringan, Andi, 36 tahun, mengatakan demonstrasi tersebut dilakukan sebagai bentuk penolakan atas kedatangan Ahok. "Kami, warga Penjaringan, menolak kedatangan Ahok," ucapnya, Kamis (23/6).
Penolakan tersebut merupakan buntut kekecewaan warga lantaran melihat sikap Ahok yang arogan dan selalu bertindak sewenang-wenang terhadap warga DKI Jakarta. "Ahok tidak berpihak kepada rakyat kecil, dia menggusur perkampungan sesuka hati," ucapnya.
Sementara, acara peresmian RPTRA oleh Ahok hanya berlangsung singkat. Ahok berada di RPTRA itu hanya sekitar 15 menit dan memberikan sedikit sambutan sebelum akhirnya meninggalkan lokasi.
Saat ini, situasi mulai kondusif, aparat kepolisian dan Satpol PP masih bersiaga di lokasi. Lalu lintas Jalan Bandengan yang mengarah ke barat pun ditutup sementara waktu.(rnd/merdeka/tempo/bh/sya) |