JAKARTA, Berita HUKUM – Usai Diskusi yang mengulas akar persoalan sehingga berulangnya konflik Tentara dan Polisi, Ahmad Muzani mengungkapkan kekecewaannya terhadap Presiden yang sering ke luar negeri, di tengah carut marut persoalan bangsa, seperti konflik penyerbuan markas Polisi di Ogan Komering Ulu (OKU) diserang dua batalion TNI AD, yang awalnya dipicu oleh peristiwa penembakan anggota TNI, Prajurit Satu Heru Oktavianus, yang dilakukan oleh anggota Polres OKU, Brigadir Wijaya, dua bulan lalu.
“Presiden jangan sering ke luar negeri. Ini belum seminggu ke luar negeri lagi. Banyak sekali persoalan bangsa ini yang perlu diselesaikan,” kata Ahmad Muzani kepada para Wartawan, di Warung Daun, Cikini, Sabtu (9/3).
Menurut Ahmad konflik yang telah berulang kali ini harus diselesaikan dengan sistimatis. “Masalahnya ini kan peristiwanya berulang. Reformasi yang dilakukan kepolisian belum tuntas,” ujar Anggota Komisi I DPR RI ini. Dan persoalan konflik yang telah berulang ini tak hanya selesai dengan perkataan maaf saja.
“Bukan diselesaikan dengan minta maaf, bukan disitu masalahnya. Masalahnya adalah di satu sisi kepolisian belum mampu mereformasi diri sebagai aparat sipil. Misalnya kepangkatan di kepolisian hampir sama dengan tentara, itu menurut saya tidak pas. Disisi lain beban yang dipikul kepolisian sangat banyak, mengatur lalu lintas, terorisme dan lain-lain,” terang Anggota DPR dari Partai Gerindra ini.
Ahmad menegaskan peran Presiden juga berpengaruh, sehingga Ia menyayangkan langkah Presiden yang justru pada saat berbagai persoalan bangsa menimpa silih berganti, Presiden SBY malah ke luar negeri.
“Keluar negeri terus, bagaimana ini. Tak usahlah ikut KTT ini, KTT itu, kan bisa diwakilkan,” pungkasnya.(bhc/mdb) |