SURABAYA, Berita HUKUM - Konferensi pers Ketua DPRD Wisnu Wardhana dengan sejumlah wartawan di Ruang Kerja DPRD Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat (19/4), berlangsung ricuh. Kericuhan terjadi saat seorang anggota Fraksi Partai Demokrat tiba-tiba menyela penjelasan Wisnu terkait surat pemberhentian dirinya.
Suasana ruang kerja Ketua DPRD Kota Surabaya langsung memanas saat terjadi adu mulut antara anggota Fraksi Demokrat, Anwar, dengan sejumlah orang yang mengaku pendukung Wisnu Wardhana. Anwar kecewa dengan sikap Wisnu yang tidak legowo dipecat sebagai Ketua DPRD Surabaya.
Sikap Anwar itu menyulut emosi pendukung Wisnu yang menudingnya tidak memiliki etika dan sopan santun sebagai anggota dewan.
Anwar sebenarnya ingin mendengarkan pernyataan Wisnu yang sedang menggelar konferensi pers terkait surat keputusan pergantian antarwaktu (PAW) yang telah ditandatangani Gubernur Jawa Timur, Soekarwo.
Wisnu yang saat ini menjabat Ketua Partai Hanura DPD Surabaya dianggap sudah tidak berhak menikmati fasilitas Ketua DPRD Kota Surabaya. Ia juga dianggap sudah tak memiliki otoritas lagi sejak April 2013.
Namun, Wisnu mengganggap surat gubernur cacat hukum. Ia pun menyatakan akan tetap bertahan sebagai Ketua DPRD Kota Surabaya.
Selain itu, Anwar yang masih emosi juga mengaku kepada sejumlah wartawan akan melaporkan pendukung Wishnu ke kepolisian. ”Saksinya banyak, ada wartawan, ada polisi juga kalau saya diancam-ancam oleh pendukung dia (Wishnu). Saya akan lapor ke polisi,” ungkap Anwar.
Sementara itu, seperti dikutip dari suarasurabya.net, Polisi membantah kebobolan dengan kericuhan yang terjadi di ruang Kerja Ketua DPRD Surabaya, Jumat (19/4) siang.
Bantahan ini disampaikan AKP M Rasyad Wakapolsek Genteng, waktu dikonfirmasi tentang kericuhan di ruang kerja Ketua DPRD Surabaya.
Menurut Rasyad, kejadian yang ada di dalam ruang kerja Ketua DPRD Surabaya itu, sudah dipantau anggota intelejen dan dilaporkan.
Polisi kata Rasyad, baru masuk ke dalam sesudah ada laporan dari pengamanan dalam (pamdal) DPRD Surabaya, kalau ada satu diantara massa diduga membawa senjata tajam.
Dengan laporan itu, polisi baru masuk dan menggeledah semua orang yang ada di dalam ruangan Ketua DPRD Surabaya, yang diduga membawa senjata tajam. "Sebelum digeledah, mereka saya minta menyerahkan lebih dulu, tapi sesudah diperiksa semua ternyata tidak ditemukan," kata Rasyad.(dbs/bhc/rby)
|