JAKARTA, Berita HUKUM - Pasangan capres-cawapres nomor urut satu Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, Jumat (4/7) malam, mengunjungi kediaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, Jawa Barat. Pada pertemuan itu, presiden memberikan arahan dan nasehat dalam mengelola negara kepada pasangan tersebut.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Pangi Syarwi Chaniago menilai ada beberapa keuntungan dari pertemuan itu bagi Prabowo-Hatta. Pertama, pertemuan itu akan memudahkan Prabowo-Hatta mendapatkan banyak informasi dan rahasia negara dari SBY jika keduanya terpilih memimpin rakyat Indonesia. Karena, Prabowo-Hatta telah membuka komunikasi yang baik dengan presiden terdahulu.
"Berbagi pengalaman dari pemerintahan sebelumnya mutlak diperlukan. Tak bisa dipungkiri pemerintahan ke depan sangat membutuhkan informasi dan pengalaman pahit dan manisnya pemerintahan sebelumnya," kata Pangi saat berbincang dengan Republika, Sabtu (5/7).
Pangi mencontohkan, di Amerika Serikat ada buku putih yang bisa dibaca dari pemerintahan sebelumnya. Ada informasi dan rahasia negara yang mesti dibagi kepada pemerintahan selanjutnya agar informasi tersebut tidak terputus.
Contohnya, Barack Obama bisa mendapatkan akses informasi yang banyak dari presiden terdahulunya yakni George W Bush lewat buku putih tersebut. Sehingga, Obama tidak gagap menjalankan pemerintahan.
Kedua, pesan yang akan terkirim ke publik dari pertemuan itu adalah memperkuat dan mengkonfirmasi bahwa prabowo bukan karakter pemimpin yg otoriter. Tetapi, publik membaca bahwa prabowo pemimpin yang demokratis karena mau menerima pesan SBY. Misalnya, saat SBY menitipkan agar nanti ketika terpilih Prabowo menghormati demokrasi dan kebebasan pers.
Ketiga, SBY sangat besar dan domiman pengaruhnya mempengaruhi swing voter. Dukungan dan pertemuan SBY dengan Prabowo di Cikeas mempengaruhi opini publik masyarakat.
"Rakyat yang suka dengan SBY akan memberikan suaranya di bilik suara ke Prabowo," kata Pangi.
Keempat, kesan yang menempel di benak publik pascapertemuan tersebut. Kesan Prabowo pemimpin yang memiliki sifat negarawan karena Prabowo mengucapkan terima kasih kepada pemerintahan SBY yang sudah 10 tahun memimpin Indonesia dengan memimpin semua elemen dan menyayangi semua golongan.
Sebelumnya, SBY menyampaikan lima pesan kepada Tim Prabowo-Hatta. "Jika bapak memimpin negeri ini, bapak harus sangat sabar. Sabar saja tidak cukup, tegar dan kuat. Mengapa? Indonesia era saat ini adalah era kebebasan, era demokrasi. Saudara-saudara kita memiliki harapan yang tinggi seringkali di luar kemampuan pemerintah," ujar SBY di kediamannya, Puri Cikeas, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (4/7) malam kemarin.
Dirinya mengatakan, seringkali sebagian masyarakat tidak puas atas kinerja Pemerintah, atau mudah menyalahkan Pemerintah. "Kalau sudah begitu yang menjadi sasaran adalah Presiden, kedua wakil presiden, setelah itu menteri," katanya.
"Oleh karena itu Pak Prabowo anda harus sabar, kuat. Sebab kalau pemimpin tidak kuat, kasihan rakyatnya. Tidak perlu reaktif, harapan saya kuat bapak, tegar dan sabar menghadapi kritik maupun ketidakpuasan," imbuh Presiden RI ini.
Kedua, kata dia, pemerintah harus terus bekerja dan berikhtiar. Terkadang, ujar dia, bekerja pun tetap disalahkan, tapi tidak boleh menyerah. "Meski masyarakat kita kritis. Bahkan (kita) bisa dihujat dan disalahkan. Itu yang sangat penting," tuturnya.
Kemudian yang ketiga, kata SBY, kepentingan di negeri ini banyak sekali.
"Tentu (sebagai) pemimpin, bapak berdua juga memimpin kami akan mengutamakan kepentingan rakyat. Tentu akan mengutamakan kepentingan partai setelah kepentingan rakyat, kepentingan kelompok setelah kepentingan rakyat. Banyak iming-iming kepentingan lain, tapi bapak harus kokoh. Itu yang ketiga," tutur SBY.
Sementara yang keempat, rakyat maupun dirinya berharap jika pasangan Prabowo-Hatta terpilih sebagai Presiden dan Wapres periode 2014-2019, maka harus memimpin semua elemen, menyayangi semua pihak.
"Pemimpin tidak boleh menyimpan amarah karena tidak dipilih, apalagi (menyimpan) dendam. Semua rakyat kita harus dicintai dan dibimbing seadilnya," ungkapnya.
Lalu, yang kelima, SBY menjelaskan, Demokrasi di negeri ini belum sempurna, atau masih tahap pematangan.
"Namun bagaimanapun demokrasi dan kebebasan harus tetap kita hormati. Saya yakin bapak berdua bisa menghormati nilai-nilai demokrasi. Kadang-kadang rule of law belum terwujud dengan baik politik gaduh," ucapnya.
Oleh karena itu, politik harus stabil agar ekonomi tumbuh. "Tapi tetap hormati nilai-nilai demokrasi," pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, hadir mendampingi Prabowo Hatta, di antaranya adalah Ketua umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical), Ketua umum Partai Gerindra Suhardi, Ketua DPP PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo.(hyk/rico/sindo/mh/ROL/bhc/sya) |