UKRAINA, Berita HUKUM - AS mengancam akan menerapkan sanksi ekonomi yang lebih keras jika Rusia gagal menjalankan kesepakatan internasional yang baru untuk meredakan konflik di Ukraina.
Kremlin menuduh Gedung Putih mengancam Moskow seperti "anak sekolah yang bersalah" karena mengakhiri kesepakatan.
Sementara itu, Menteri luar negeri Ukraina mengatakan operasi "anti teroris" di bagian timur negara itu akan dilakukan selama Paskah.
Penasihat Keamanan Nasional AS, Susan Rice memperingatkan jika Moskow gagal menjalankan kesepakatan, maka sanksi ekonomi baru akan diterapkan.
"Kami percaya Rusia memiliki pengaruh besar dengan aksi yang berkaitan dengan kerusuhan di bagian timur Ukraina," kata dia kepada wartawan di Washington.
"Jika kami tidak melihat aksi yang sepadan dengan komitmen Rusia kemarin (Kamis) di Jenewa... kami dan mitra Eropa kami akan bersiap untuk menerapkan sanksi tambahan terhadap Rusia."
Menlu AS John Kerry juga melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Melu Rusia Sergei Lavrov Jumat.
Separatis menolak
Separatis pro-Rusia di sejumlah kota menolak meninggalkan gedung, yang menjadi bagian penting dari perjanjian.
Rusia, Ukraina, Uni Eropa dan AS telah sepakat dalam pembicaraan di Jenewa bahwa kelompok militer di Ukraina harus dileburkan, dan melucuti senjata kelompok yang menguasai gedung-gedung pemerintah dan meminta mereka meninggalkan gedung.
Kesepakatan tersebut juga mencakup pemberian pengampunan atau amnesti bagi seluruh pemrotes anti pemerintah.
Tetapi juru bicara separatis di kota Donetsk mengatakan pemerintahan Kiev "ilegal" dan berjanji tidak akan meninggalkan gedung pemerintahan sampai mereka mundur.
Setelah menyambut baik kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan Jenewa, Kamis ((17/4) lalu, Gedung Putih sekarang meningkatkan tekanan kepada Rusia untuk menggunakan pengaruhnya terhadap kelompok separatis yang menguasai gedung pemerintahan di sembilan kota di Ukraina bagian timur.(BBC/bhc/sya) |