UKRAINA, Berita HUKUM - AS mengatakan mereka memiliki bukti bahwa Rusia menembakkan artileri ke kawasan perbatasan dengan target pos-pos militer Ukraina. Rusia juga berniat "untuk mengirimkan sejumlah peluncur roket berat dan lebih kuat" untuk separatis pro-Rusia di Ukraina, kata departemen luar negeri.
Rusia telah sering membantah bahwa pihaknya mengirim roket ke Ukraina.
Pernyataan AS ini muncul seminggu setelah pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17 ini jatuh di timur Ukraina, dengan tuduhan bahwa para pemberontak yang telah menembaknya.
Berbagai upaya multinational untuk menemukan penyebab kecelakaan itu sedang berlangsung, dan dipimpin oleh Belanda yang telah kehilangan sekitar 193 warganya. Seluruh penumpang yang berjumlah 298 orang dalam pesawat tersebut tewas.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengumumkan sekitar 40 polisi militer dikirim ke lokasi kecelakaan sebagai bagian dari upaya untuk menemukan para Klik korban pesawat MH17.
Dia mengatakan akan ada lebih banyak orang lagi yang akan bekerja di lokasi kecelakaan dan pemerintahnya sedang berupaya untuk membuat mereka lebih aman.
Sementara, sehari setelah 40 peti jenazah korban pesawat Malaysia Airlines MH17 tiba di Belanda, sejumlah keluarga warga negara Indonesia yang menjadi korban kecelakaan tersebut mulai bersiap bertolak ke Belanda.
Awang Nuryanto, adik ipar Yuli Hastini yang merupakan salah seorang korban, mengatakan ia bersama tujuh anggota keluarga lainnya siap membantu Klik proses identifikasi jenazah.
Apabila jenazah Yuli, suami, dan kedua anak mereka mampu diidentifikasi, menurut Awang, mereka akan dimakamkan di Belanda.
"Mbak Yuli sempat ngomong kepada kita (keluarga) bahwa 'Saya tidak bisa dipisahkan dari suami dan anak'. Suaminya warga negara Belanda, anaknya kemarin sempat mengurus paspor Belanda, tidak sempat mengurus paspor Indonesia. Keluarga di Belanda juga minta Yuli, suami, dan anak-anak mereka dimakamkan di Belanda," kata Awang Kamis (24/7).
Anggota keluarga korban lain yang juga sedang bersiap-siap ke Belanda untuk mengidentifikasi jenazah adalah Enny Nuraheni.
Kakak Enny, Ninik Yuriani, selama ini tinggal di Eindhoven bersama suaminya yang merupakan warga negara Belanda.
Ninik juga rencananya akan dimakamkan di Belanda.
"Memang ini permintaan dari anaknya, Hani. Dia bilang, apapun bentuk ibu, jasadnya dikebumikan di Belanda supaya dia bisa mengunjungi makam ibunya. Hani juga ingin memberi tahu kepada anak-anaknya bahwa eyang mereka ada di situ. Kedua cucunya ini sangat, sangat dekat dengan eyangnya," tutur Enny.
Proses identifikasi
Sementara itu, Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Tatang Razak, mengatakan tim Kemenlu dan forensik Polri sudah berada di Ukraina dan Belanda untuk membantu menangani jenazah WNI.
''Proses identifikasi sedang berlangsung. Proses DNA dari antemorfem ke postmorfem itu perlu dipastikan, dicocokkan.
''Jenazah harus dipastikan siapa sebelum dikembalikan kepada pihak keluarganya.
''Nah, tim polisi Indonesia sudah mengirim tim dan membawa DNA para keluarga yang ada di Indonesia untuk dicocokkan dengan jenazahnya,'' kata Tatang kepada Rizki Washarti dari BBC Indonesia.
Tatang juga menambahkan pihak Kemenlu berkomunikasi dengan keluarga setiap hari dan membuka call center 24 jam yang juga akan tersedia selama Lebaran.(BBC/bhc/sya) |