JAKARTA, Berita HUKUM - Politikus Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menggelar pertemuan diam-diam dengan Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno. Pertemuan dengan Sandiaga yang juga Ketua Tim Pemenangan Pemenangan Prabowo Subianto untuk Pilpres 2019 itu dilakukan pada Jumat malam (18/5).
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Putu Supadma Rudana mengatakan pertemuan AHY dengan Sandiaga membicarakan peluang koalisi di Pilpres 2019. Ia menekankan, status AHY dalam pertemuan itu sebagai Ketua Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat.
"AHY sebagai Ketua Kogasma. Komunikasi politik antarkeduanya penting karena bicara peluang koalisi. Tak menutup kemungkinan kedua partai ini akan berkoalisi," kata Putu Supadma dalam keterangannya, Sabtu malam (19/5).
Putu mengatakan, AHY sebagai salah satu tokoh representasi Partai Demokrat yang punya elektabilitas. Ia mengingatkan putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono itu yang terus menguat elektabilitasnya dalam survei sebagai bakal calon wakil Presiden.
"Mengingat AHY sebagai pemimpin muda dengan elektabilitas penting untuk cawapres. Pertemuan dengan Sandi ini menjadi peluang awal untuk bekerja sama," ujar Putu yang juga Deputi Kogasma tersebut.
Kemudian, ia menyebut bila saat ini pemilih di Indonesia lebih dari 50 persen adalah suara milenial. AHY yang didorong elite Demokrat sebagai pemimpin muda selalu direspons positif oleh generasi milenial saat melakukan safari politik di berbagai daerah.
"Meski AHY berusia muda bukan berarti menjadi penghalang untuk menjadi pemimpin sebuah negara," tuturnya.
Putu mencontohkan negara lain yang sudah memunculkan pemimpin muda. Salah satunya seperti Prancis dengan Emmanuel Macron yang menjadi Presiden di usia 39 tahun. Selain itu, ada Juri Ratas yang terpilih menjadi Perdana Menteri Estonia pada usia 36 tahun.
"Ada juga Sebastian Kurz di usia 31 tahun terpilih menjadi Perdana Menteri Austria. Dengan kecakapan, kerja keras, integritas, mari kita mulai tahun bagi generasi muda di 2019 nanti," kata Putu yang juga Anggota komisi X DPR tersebut.
Sementara, Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean terkait pertemuan ini mengatakan, "Ini baru pertemuan awal. Membuka kerjasama antara kedua partai," kata Ferdinand.
Lebih jauh Ferdinand mengatakan pertemuan tersebut merupakan bagian dari komunikasi politik antara PD dan Gerindra.
"Pertemuan tersebut adalah bagian dari komunikasi politik antara Demokrat dengan Gerindra. Pertemuan ini bagian dari komunikasi untuk menjajaki kemungkinan kerjasama dalam membangun bangsa," kata Ferdinan.
Ferdinand mengatakan pihaknya masih akan mengikuti dinamika politik saat ini. "Kami lihat ke depan apakah komunikasi ini berlanjut pada komunikasi lanjutan. Namun, kedua belah pihak sepakat untuk terus berkomunikasi untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa ke depan,"
Sementara itu, anggotan Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade mengatak Partai Gerindra siap menerima PD sebagai koalisi.
"Kami bersama PKS terus membuka diri berkomunikasi dengan berbagai parpol yang memang berkeinginan mengubah nasib bangsa jauh jadi lebih baik," ujar Andre.
Sejauh ini, Partai Demokrat belum bersikap resmi terkait arah politik untuk Pilpres 2019. Mengacu hasil survei dan pernyataan elite Demokrat, Partai berlambang Mercy biru digadang-gadang akan mendorong AHY maju ke Pilpres 2019.
Adapun Gerindra sudah memastikan mengusung Ketua Umum Prabowo Subianto sebagai bakal calon Presiden di Pilpres 2019. Gerindra mengisyaratkan akan berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).(dbs/politiktoday/vivacoid/bh/sya)
|