Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Amerika Serikat
5 Faktor Mengantarkan Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS
2016-11-10 00:58:13
 

Memilih antara Hillary Clinton dan Donald Trump dianggap sebagai pemilihan presiden yang paling ketat sejauh ini di Amerika Serikat.(Foto: Istimewa)
 
AMERIKA SERIKAT, Berita HUKUM - Donald Trump menang dan akan menjadi Presiden Amerika Serikat yang ke-45 setelah mengalahkan Hilary Clinton dari Partai Demokrat. Dalam pidato kemenangan di New York, Trump mengatakan kemenangannya bersejarah dan ia mengatakan ingin melayani rakyat dari berbagai latar belakang ras dan agama.

Donald Trump membalikkan semua analisis dan keluar sebagai pemilihan presiden Amerika Serikat dengan mengalahkan Hillary Clinton yang sebelumnya diuggulkan.

Trump tidak pernah memegang jabatan publik dan tak punya pengalaman sebagai politikus.

Bagaimana pengusaha New York ini bisa menang? Berikut lima hal yang mengantarkannya ke Gedung Putih, seperti dirangkumkan oleh wartawan BBC, Anthony Zurcher:

1. Gelombang putih

Suara di Negara Bagian Ohio, Florida, dan North Carolina semuanya mengarah ke Trump.

Apa maknanya?

Kelas pekerja kulit putih, terutama yang tidak mengenyam pendidikan universitas, laki-laki dan perempuan, beramai-ramai meninggalkan Demokrat dan memilih calon Republik.

Mereka yang tinggal di pedesaan menggunakan suara, antara lain dengan tujuan suara mereka didengar. Mereka inilah yang selama ini merasa ditinggal oleh kalangan mapan.

Ketika Clinton kalah di Wisconsin, harapannya untuk menjadi presiden sebenarnya sudah hilang.

2. 'Antipeluru'

Pendukung TrumpImage copyrightREUTERS
Image captionTrump banyak menggantungkan pada suara kelas pekerja kulit putih di pilpres.


Trump mengejek politikus dan veteran perang John McCain, adu mulut dengan Fox News dan pembawa acaranya, Megyn Kelly.

Mengejek peserta ratu kecantikan dan setengah hati saat meminta maaf dalam kasus video yang menunjukkan ia sangat merendahkan perempuan.

Dalam tiga debat presiden, ia juga tak tampil meyakinkan.

Tapi semua itu tak berdampak buruk bagi Trump. Begitu juga dengan jajak pendapat sebelum pemilihan.

Mungkin juga berbagai kontroversi yang ia timbulkan datang bertubi-tubi sehingga publik tidak punya waktu untuk mencernanya.<

Mungkin juga karena ia punya daya tarik pribadi yang luar biasa besar.

Apa pun alasannya, terbukti bahwa Trump 'antipeluru'

3. Status orang luar

Trump tak hanya harus bertarung dengan calon Demokrat, tapi juga dengan para tokoh Republik, yang satu per satu meninggalkannya.

Dan ia menang. Para pesaing di kubu Republik seperti Marco Rubio, Ted Cruz, Chris Christie, Ben Carson, bertekuk lutut.

Bisa jadi, ia naik dan populer karena berani 'melawan' tokoh-tokoh mapan Republik.

Langkah Trump melawan tokoh-tokoh mapan ini mengesankan bahwa dirinya adalah orang luar dan orang independen. Status ini diperoleh ketika warga 'sudah tak ingin lagi melihat' kelompok mapan berada di panggung politik AS.

Tokoh Democrat Bernie Sanders dan tokoh Republik Ted Cruz sebenarnya 'sudah menangkap' perubahan 'suasana hati' warga Amerika ini. Tapi Trump bisa merebutnya dan mengantarkannya ke Gedung Putih.

4. Faktor Comey

Warga Amerika mengikuti hasil pilpres yang akhirnya dimenangkan oleh Trump. Hingga dua pekan lalu, sebagian besar kalangan meyakini Trump sulit menang.

Sampai kemudian direktur FBI, James Comey, mengeluarkan surat berisi keputusan FBI untuk membuka lagi kasus penggunaan email pribadi dalam korespondensi Clinton sebagai menteri luar negeri.

Benar bahwa jajak pendapat ketika itu ketat, tapi langkah FBI memberi nafas bagi Trump untuk melakukan konsolidasi, di sisi lain bagi kubu Clinton, surat Comey menyulitkan kampanye mereka yang memasuki tahap akhir.

Pesann-pesan Clinton di berbagai kampanye 'jelas terganggu' dengan langkah FBI tersebut.

Andai saja Clinton memakai email kantor ketika menjabat sebagai menlu.

5. Percaya dengan insting

Kampanye Trump jelas bukan kampanye biasa dan hasil pilpres memperlihatkan ia lebih paham dari para pakar politik.

Ia tak terlalu tergantung dengan jajak pendapat dan lebih memilih terjun langsung ke lapangan dengan mengunjungi para pemilih di Wisconsin dan Michigan, yang dikatakan para analis tak mungkin dimenangkan oleh Republik.

Ia tak mengetok pintu warga, ia lebih suka menggelar rapat-rapat akbar seraya mengirim pesan agar warga menggunakan hak suara.

Kampanyenya sebenarnya kalah rapi dari tim Clinton. Anggaran kampanyenya juga lebih sedikit.

Tak sedikit yang mengecam cara-cara kampanyenya tapi Trump dan timnya tak peduli.

Sekarang, Trump dan orang-orang terdekatnya, bisa tersenyum lebar.(BBC/bh/sya)




 
   Berita Terkait > Amerika Serikat
 
  DPR AS Lakukan Pemungutan Suara untuk Makzulkan Biden
  Amerika Serikat Lacak 'Balon Pengintai' yang Diduga Milik China - Terbang di Mana Saja Balon Itu?
  Joe Biden akan Mengundang Para Pemimpin Indo-Pasifik ke Gedung Putih
  AS Uji Rudal Hipersonik Mach 5, Lima Kali Kecepatan Suara
  Sensus 2020: Masa Depan Populasi AS Bercorak Hispanik
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2