Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
EkBis    
Pertumbuhan Ekonomi
2013, BI Perkirakan Ekonomi RI Tumbuh Lebih Baik
Sunday 31 Mar 2013 10:19:37
 

Gedung Bank Indonesia.(Foto: Ist)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Bank Indonesia (BI) memperkirakan pada 2013 ini pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih baik dibanding prestasi yang dicapai pada 2012 lalu. Jika pada 2012, ekonomi Indonesia tumbuh 6,2%, pada 2013 diperkirakan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6,3%-6,8% dengan tingkat inflasi 4,5% - 1%.

“Pertumbuhan ekonomi tersebut didorong oleh permintaan domestik yang tetap kuat dengan dukungan populasi dan struktur demografi yang didominasi usia produktif dan semakin meningkatnya jumlah kelas menengah,” kata Difi A. Johansyah, Direktur Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI melalui siaran persnya Sabtu (30/3).

Difi juga menyebutkan, aktivitas terkait kegiatan persiapan Pemilu 2014 diperkirakan juga akan memberikan dorongan bagi kegiatan ekonomi domestik. Sementara ekspor diprakirakan akan tumbuh lebih tinggi sejalan dengan membaiknya perekonomian dunia dan meningkatnya harga komoditas global.

Namun, sejumlah tantangan dan risiko perlu diantisipasi untuk menjaga stabilitas ekonomi makro dan sistem keuangan. Dari sisi global, risiko berasal dari krisis di Eropa dan dampak kebijakan fiskal di AS yang dapat menahan pemulihan ekonomi global. Sementara dari sisi domestik, konsumsi BBM yang terus meningkat di tengah semakin menurunnya produksi migas akan memberikan tekanan terhadap neraca transaksi berjalan dan kondisi keuangan Pemerintah akibat meningkatnya subsidi.

“Tantangan lain yang dihadapi adalah terkait perluasan akses masyarakat terhadap jasa perbankan dan pengembangan pasar valuta asing,” ujar Difi.

Dalam merespon berbagai tantangan perekonomian ke depan, menurut Difi A. Johansyah, Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan melalui lima pilar. Pertama, kebijakan moneter diarahkan agar suku bunga tetap mampu merespons pergerakan inflasi sesuai dengan sasaran.

Kedua, kebijakan nilai tukar diarahkan untuk menjaga pergerakan nilai tukar sesuai dengan kondisi fundamentalnya. Ketiga, kebijakan makroprudensial diarahkan untuk menjaga kestabilan sistem keuangan dan mendukung terjaganya keseimbangan internal maupun eksternal.

Keempat, penguatan strategi komunikasi kebijakan untuk mendukung efektivitas kebijakan. Dan kelima, penguatan koordinasi Bank Indonesia dan pemerintah dalam mendukung pengelolaan ekonomi makro dan stabilitas sistem keuangan.

Surplus Neraca Pembayaran

Mengenai kinerja ekonomi RI sepanjang 2012, Direktur Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI itu mengatakan, ekonomi Indonesia pada tahun 2012 tumbuh cukup baik sebesar 6,2%, terutama ditopang oleh permintaan domestik. Pertumbuhan tersebut disertai dengan stabilitas harga yang tetap terjaga sebagaimana tercermin dari laju inflasi sebesar 4,3% atau berada dalam target 4,5% ±1%.

Di sisi eksternal, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tahun 2012 mencatat surplus, meskipun mengalami tekanan defisit transaksi berjalan. Transaksi berjalan mengalami defisit sekitar 2,7% dari PDB akibat ekspor yang melambat, sementara impor tetap tinggi akibat masih kuatnya permintaan domestik, termasuk untuk impor migas.

“Defisit transaksi berjalan tersebut dapat diimbangi oleh surplus transaksi modal dan finansial yang meningkat pesat, baik dalam bentuk investasi langsung maupun investasi portofolio. Sejalan dengan itu, nilai tukar rupiah mengalami depresiasi dengan volatilitas yang dapat dijaga pada tingkat yang relatif rendah,” jelas Difi.

Menurut Difi, berbagai pencapaian positif pada kinerja perekonomian nasional pada tahun 2012 tidak terlepas dari berbagai langkah yang ditempuh Bank Indonesia serta koordinasi kebijakan dengan Pemerintah.

“Dari sisi Bank Indonesia, perumusan kebijakan tetap ditempuh dengan melakukan bauran kebijakan yang terdiri dari kebijakan moneter, kebijakan nilai tukar, kebijakan makroprudensial, penguatan koordinasi, dan komunikasi kebijakan,” tukas Difi.(es/skb/bhc/rby)



 
   Berita Terkait > Pertumbuhan Ekonomi
 
  Wakil Ketua MPR: Ekonomi Tumbuh Namun Kemiskinan Naik, Pertumbuhan Kita Masih Eksklusif
  Waspadai Pertumbuhan Semu Dampak 'Commodity Boom'
  Pimpinan BAKN Berikan Catatan Publikasi BPS tentang Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2022
  Harga Tidak Juga Stabil, Wakil Ketua MPR: Pemerintah Gagal Menjalankan Amanat Pasal 33 UUD 1945
  Roadmap Ekonomi dan Industri Indonesia menuju Superpower Dunia
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2