Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    
Muhammadyah
2011, Tahun Penuh Dusta Para Pemangku Kebijakan
Monday 19 Dec 2011 18:41:12
 

Din Syamsuddin (Foto: Ist)
 
JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Ketua Umum PP Muhammadyah Din Syamsuddin menyatakan bahwa sepanjang 2011 ini, menjadi tahun yang penuh dusta yang dilakukan para pemangku kebijakan terkait dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Banyak pendustaan di dalam berbangsa dan bernegara, terutama dari para pemangku negara dan berkaitan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Din Syamsuddin kepada wartawan di secretariat PP Muhammadiyah, Jakarta, Senin (19/12).

Indonesia memiliki kekayaan yang berlimpah, namun sayangnya kekayaan negara tersebut dijual kepada asing yang akhirnya dikorupsi. Bahkan, tanah dan air digadaikan lepada asing yang sengaja dilakukan dengan berbagai rekayasa untuk dikorupsi. Bahkan, lewat kebijakan dan UU yang implikatif.

Selain itu, jelas dia, dalam catatan satu tahun terakhir ini sering terjadi permasalahan di Indonesia. Namun, tak kunjung ada upaya penyelesaian oleh pemerintah. Bahkan, pemimpin negara ini sepertinya lari dari masalah.

"Ketika terjadi permasalahan, sering para pemimpin negara ini lari dari masalah atau merasa tidak ada masalah, sehingga terjadi penumpukan masalah dan bangsa berada dalam masalah besar. Jika seperti ini terus-menerus, masalah akan semakin memburuk.

Din menilai, jika persoalan tidak dapat diselesaikan baik, dikhawatirkan akan menjadi masalah yang semakin kronis. Jalan keluarnya adalah ledakan dahsyat dari komandan tertinggi bangsa ini. Tapi sayang "big bang" itu tidak bisa dilaksanakan.

“Saya khawatir "big bang" itu datangnya dari bawah. Tapi saat ini pemerintah masih punya harapan untuk memperbaikinya, karena masih ada jalan mencari solusi,” imbuh dia.

Kendati dirundung masalah yang begitu banyak, Din mengajak masyarakat untuk tetap optimistis dalam menghadapi masalah di tanah air ini. "Memang asa masih tersisa, marilah kita kumpulkan asa secara bersama-sama kita bisa mengatasi masalah besar sekalipun," tambahnya.

Sementara mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Hasyim Muzadi mengatakan, pada situasi saat ini terjadi keterbalikan paradigma yang wajar, baik dalam bidang hukum, politik, ekonomi, pendidikan maupun budaya.

Sedangkan di bidang ekonomi yang seharusnya memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, justru terbalik menjadi pemerasan. Begitu pun juga bidang pendidikan, tidak ada keteladanan. "Dalam bidang hukum, banyak sarjana hukum yang mendapatkan hukuman (penjara). Hal ini disebabkan karena tidak adanya 'fakultas' keadilan,” papar dia.(dbs/wmr)



 
   Berita Terkait > Muhammadyah
 
  2011, Tahun Penuh Dusta Para Pemangku Kebijakan
 
ads1

  Berita Utama
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

Tolak Tawaran Jadi Duta Polri, Band Sukatani Akui Lagu "Bayar Bayar Bayar" Diintimidasi

 

ads2

  Berita Terkini
 
Jokowi Akhirnya Laporkan soal Tudingan Ijazah Palsu ke Polisi, 5 Inisial Terlapor Disebut

Polri Ungkap 72 Kasus Destructive Fishing, Selamatkan Kerugian Negara Rp 49 Miliar

3 Anggota Polri Ditembak Oknum TNI AD di Way Kanan Lampung, Menko Polkam Minta Pelaku Dihukum Berat

BNNP Kaltim Gagalkan Peredaran 1,5 Kg Sabu di Samarinda dan Balikpapan

Kasus Korupsi PT BKS, Kejati Kaltim Sita Rp2,5 Milyar dari Tersangka SR

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2