JAKARTA (BeritaHUKUM.com) – Harga jual gas bumi dari ConocoPhillips ke Duyong, Malaysia akan naik hampir 100 persen. Dengan kenaikan harga tersebut, pemerintah Indonesia akan memperoleh tambahan US$ 1 miliar (sekitar Rp 9 triliun)periode 2012-2022.
Hal ini mengemuka dalam pertemuan Kepala Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), R. Priyono dengan President- CEO Petronas, Dato’ Shamsul Azhar Abbas di kantor BP Migas, Jakarta, Selasa (13/3).
Turut hadir dalam pertemuan tersebut, Presiden Petronas Carigali, Datuk Abdullah Karim, Head Indonesia Operations, Petronas Carigali, Zainal Anuar Abdullah dan sejumlah pimpinan BP Migas.
Menurut Kepala Divisi Humas, Sekuriti dan Formalitas, BP Migas, Gde Pradnyana harga gas Duyong sebelumnya setara dengan US$ 3,1 per juta british thermal unit (mmBtu).
Pemerintah dan Petronas Carigali pun sepakat menaikan harga menjadi US$ 6 per mmBtu. ConocoPhillips menjual gas ke Petronas sejak 2002 lalu dari Natuna Blok B. Volume kontraknya 250 miliar british thermal unit per hari. Gde menjelaskan, renegosiasi secara teknis sudah selesai, tinggal menunggu persetujuan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Harga yang disepakati tersebut masih bisa meningkat jika dianggap keekonomian pengembangan lapangan masih belum tercapai,” ujarnya di Jakarta, Rabu (14/3).
Menurut Gde, pemerintah intensif untuk melakukan renegosasi harga jual gas. Di dalam negeri, BP Migas berhasil menaikan harga gas dari lapangan Maleo yang dioperasikan Santos di Jawa Timur. Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pembeli telah setuju memperbaiki harga dari US$ 2,4 per mmBtu menjadi US$ 5 per mmBtu dengan pasokan sebesar 110 juta kaki kubik per hari.
Untuk itu BP Migas tengah melakukan negosiasi dengan PGN guna menaikkan harga beli gas dari lapangan Pagar Dewa milik Pertamina EP di Sumatera Selatan, dan penjualan gas dari blok Koridor, kontraktor ConocoPhillips. Saat ini, harga gas Pagar Dewa sebesar US$ 2,2 per mmbtu dengan volume gas sebesar 250 miliar british thermal unit per hari (bBtud) untuk kontrak 2008 - 2017.
Sedangkan harga jual blok Koridor ke PGN West Java sebesar US$ 1,85 per mMbtu. Padahal, volume pasokan gasnya mencapai 373,5 bBtud, kontrak jangka waktu 2008-2023. Masih dengan PGN Batam, pasokan gas dari ConocoPhillips juga dijual sebesar US$ 2,4 per mmbtu dengan volume sebesar 68,2 bBtud untuk periode yang sama dengan kontrak ke west java.
Sambut Gde, pihaknya mendorong harga gas baru dari sejumlah kontrak tersebut minimal US$ 5 per mmBtu. “Penerimaan negara dari sektor migas diperkirakan bertambah Rp 40 triliun per tahun jika pemerintah menyesuaikan harga keekonomian gas dalam negeri,” tutup Gde. (bhc/boy)
|