Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    
Virus Corona
Sindir Video Lama Ade Armando dan Denny Siregar, RR: Pantas Science Diabaikan Pemerintah, Kepincut Sama Dukun Voodoo
2021-07-18 19:52:43
 

Dr. Rizal Ramli.(Foto: Istimewa)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Beragam denial yang dilakukan pemerintah di awal pandemi Covid-19 masuk Indonesia tidak lepas dari peran serta sejumlah influencer yang memberi dukungan.

Di mana kala itu, sebaran Covid-19 dianggap sebatas isu belaka dan berpotensi menggangu pariwisata tanah air serta perekonomian nasional.

Kini di saat Covid-19 terus mengganas, video lama dari para influencer itu pun diputar kembali oleh warganet.

Seperti video pegiat sosial Denny Siregar dan Ade Armando yang diunggah politisi Partai Demokrat Cipta Panca Laksana.

Lihat Video link : Klik disini.

Dalam video tersebut Denny Siregar mengurai tentang potensi pariwisata Indonesia yang terkena imbas dari "isu corona". Katanya, jumlah wisata di Bali, Yogyakarta menurun, sementara hotel meliburkan karyawan, dan nilai tukar rupiah Indonesia menjadi lemah.

Dia pun mendukung langkah pemerintah yang kala itu menyelamatkan sektor pariwisata dengan gelontoran uang miliaran rupiah. Termasuk membayar influencer yang mempromosikan wisata Indonesia.

Sementara Ade Armando tampak memberi isyarat bahwa dirinya akan santai saja jika terkena corona. Menurutnya, saat kena corona dia akan dirawat, itupun tidak lama, dan kehidupan kembali normal.

Akademisi dari UI ini justru lebih khawatir dengan Demam Berdarah dan TBC ketimbang corona.

"Denny Siregar dan Ade Armando ini lah yang di awal virus corona mengabaikan pendapat epidemolog dan ahli kesehatan. Dengan gayanya yang sok meyakinkan mengabaikan pendapat para ahli," kesal Cipta Panca Laksana dalam unggahannya itu.

"Loe berdua berutang ke nyawa puluhan ribu orang yang meninggal karena corona!" sambungnya.

Unggahan ini pun mendapat reaksi dari tokoh nasional DR. Rizal Ramli, yang tidak menyangka kedua pegiat sosial pendukung Jokowi tersebut pernah berbicara seperti itu.

Menurutnya, pernyataan yang disampaikan keduanya sudah keblinger.

"Inilah hoax yang merugikan masyarakat, ilusi palsu, penganjur voodoo logics," geram Rizal Ramli kepada wartawan, Minggu (18/7)

Kini Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu tidak heran lagi melihat pemerintah yang tampak abai dengan Covid-19 di awal pandemi. Sebab para pembisik juga memberikan denial tentang potensi sebaran corona yang kini mencekam di tanah air.

"Pantas science diabaikan oleh pemerintah, kepincut sama dukun-dukun Voodoo," tutup pria yang akrab disapa RR itu.(wv/bh/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Virus Corona
 
  Pemerintah Perlu Prioritaskan Keselamatan dan Kesehatan Rakyat terkait Kedatangan Turis China
  Pemerintah Cabut Kebijakan PPKM di Penghujung Tahun 2022
  Indonesia Tidak Terapkan Syarat Khusus terhadap Pelancong dari China
  Temuan BPK Soal Kejanggalan Proses Vaksinasi Jangan Dianggap Angin Lalu
  Pemerintah Umumkan Kebijakan Bebas Masker di Ruang atau Area Publik Ini
 
ads1

  Berita Utama
Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan

Kapan Idul Fitri 2024? Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 10 April, Ini Versi NU dan Pemerintah

Refly Harun: 6 Ahli yang Disodorkan Pihak Terkait di MK Rontok Semua

PKB soal AHY Sebut Hancur di Koalisi Anies: Salah Analisa, Kaget Masuk Kabinet

 

ads2

  Berita Terkini
 
Apresiasi Menlu RI Tidak Akan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Selain Megawati, Habib Rizieq dan Din Syamsuddin Juga Ajukan Amicus Curiae

TNI-Polri Mulai Kerahkan Pasukan, OPM: Paniai Kini Jadi Zona Perang

RUU Perampasan Aset Sangat Penting sebagai Instrument Hukum 'Palu Godam' Pemberantasan Korupsi

Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2