Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Kriminal    
Penganiayaan
Polisi Tetapkan 4 Tersangka Kasus Senior STIP Jakarta Aniaya Junior hingga Meninggal
2024-05-10 14:56:30
 

 
JAKARTA, Berita HUKUM - Polisi akhirnya menetapkan 4 tersangka dalam kasus taruna tingkat satu STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran) Jakarta bernama Putu Satria Ananta (19) yang meninggal dunia akibat dianiaya oleh kakak kelas alias seniornya. Keempat tersangka itu merupakan taruna tingkat dua STIP Jakarta yakni berinisial TRS, AK, WJP dan FA.

Diberitakan sebelumnya dalam pemeriksaan awal, penyidik Polres Metro Jakarta Utara telah menetapkan taruna tingkat dua STIP Jakarta berinisial TRS sebagai tersangka utama kasus penganiayaan yang berujung kematian taruna tingkat satu STIP Jakarta, pada Sabtu (4/5).

Tak hanya menetapkan TRS, kemudian penyidik melakukan pengembangan terhadap kasus tersebut. Alhasil, 3 taruna tingkat dua STIP Jakarta ditetapkan sebagai tersangka baru karena dianggap turut terlibat dalam penganiayaan yang mengakibatkan hilangnya nyawa adik kelas.

"Tiga tersangka baru yakni AK, WJP dan FA, yang ditetapkan dalam kasus ini usai dilakukan pengembangan penyidikan dan gelar perkara," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan, di Jakarta, Rabu malam (8/5/2024).

Dijelaskan Gideon, ketiga pelaku disimpulkan terlibat dalam kekerasan eksesif yang dilakukan tersangka utama TRS terhadap korban, juniornya.

"Ketiganya turut serta dalam melancarkan aksi pidana ini terjadi," terangnya.

Menurut Gideon, adapun peran tersangka FA berperan memanggil korban (juniornya) turun dari lantai tiga ke lantai dua.

"Woii (seruan) tingkat satu yang memakai PDU sini...!," ucap Gidion menirukan tersangka.

Selain itu, lanjutnya, tersangka FA berperan sebagai pengawas ketika pelaku TRS melakukan kekerasan dan hal ini terbukti dari bukti kamera pengawas dan keterangan sejumlah saksi.

Kemudian tersangka WJP berperan saat proses kekerasan terjadi pada korban dengan mengucapkan jangan malu-malu ini junior kasih paham.

"Dan ketika korban dipukul, tersangka ini mengatakan bagus tidak badrest atau masih kuat," beber Gideon menyebutkan kata-kata para tersangka yang dipakai saat melakukan penganiayaan.

Kemudian untuk tersangka ketiga KAK berperan menunjuk kepada korban saat dilakukan kekerasan.

"Pelaku ini juga mengucapkan kata, adik gua ini mayoret terpercaya," lanjutnya.

Atas perbuatannya, ketiga pelaku diancam Pasal 338 Subsider 351 ayat (3) Junto Pasal 55, 56 KUHP dengan ancaman maksimal 15 tahun.(bh/amp)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Pemerintah Akui Kepengurusan Ikatan Notaris Indonesia Kubu Irfan Ardiansyah

Dasco Gerindra: Prabowo dan Megawati Tak Pernah Bermusuhan, Saya Saksinya

Pengadilan Tinggi Jakarta Menghukum Kembali Perusahaan Asuransi PT GEGII

Presidential Threshold Dihapus, Semua Parpol Berhak Usulkan Capres-Cawapres

 

ads2

  Berita Terkini
 
Mardani: Anies atau Ganjar Tidak Mengajak Pendukungnya Menyerang Prabowo

Oknum Satreskrim Polres Bekasi Dituding Arogan kepada Seorang Warga Taman Beverly Lippo Cikarang Bekasi

Persidangan PKPU Kondotel D'Luxor Bali, Pengacara: Proposal Perdamaian Jauh dari Keinginan Investor

Pemerintah Akui Kepengurusan Ikatan Notaris Indonesia Kubu Irfan Ardiansyah

Diungkap Mintarsih Abdul Latief: Banyak Perusahaan Didirikan Purnomo Prawiro Sudah Bangkrut!

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2