Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    
Idul Fitri
Di Depan Jokowi, Khatib Masjid Istiqlal Ceramah soal Perubahan
2024-04-12 03:26:57
 

Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Mantan Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya, KH Abda'la Basyir/Repro.(Foto: Istimewa)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Ceramah Khatib Salat Idulfitri 1445 Hijriah di Masjid Istiqlal membahas soal perubahan. Ceramah tersebut disampaikan Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Mantan Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya, KH Abda'la Basyir di hadapan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin.

Mulanya, KH Abda'la menyampaikan makna kemenangan yang diraih seluruh umat muslim ketika telah selesai menjalani ibdah puasa Ramadan selama sebulan penuh.

"Setiap muslim yang telah menyempurnakan ibadahnya secara substantif, maka di hari Idulfitri kembali ke fitrah. Demikian pula Idulfitri merupakan hari wisuda bagi umat Islam yang lulus ujian untuk mengendalikan dari hal yang diharamkan," ujar KH Abda'la di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (10/4).

Dia menyampaikan esensi dari rasa syukur yang harus digerakkan dengan aksi tindakan nyata ketika telah mencapai kemenangan fitrah. Yaitu menurutnya, menjadikan anugerah Allah SWT sebagai perubahan ke arah yang lebih baik untuk kehidupan.

"Kita berkewajiban mengarahkan ke arah yang lebih baik. Dengan syukur, gerak dan perubahan ini, kita berhasil mengelola sikap dan perilaku kepada perilaku kehidupan sosial, budaya pendidikan, ekonomi, politik dan sebagainya," ucapnya.

Bahkan dia menilai, rasa syukur tidak hanya diprioritaskan ke diri individu masing-masing masyarakat, tapi ditransformasikan ke kehidupan bermasyarakat dan negara.

"Rasa syukur dijadikan dasar untuk membangun yang mencerahkan kehidupan dan menyejahterakan bangsa," ungkapnya.

"Dengan syukur transformatif ini, kita membangun kehidupan Indonesia menuju kehidupan yang lebih baik. Syukur transformatif harus menciptakan masyarakat berkeadilan, kedamaian, dan kesejahteraan," sambung KH Abda'la.

Oleh karena itu, dia menegaskan makna syukur di Hari Raya Idulfitri ini diharapkan tidak lagi menjadi kegiatan individual, tapi kegiatan bersama yang terprogram berkelanjutan dengan hasil yang jelas.

"Syukur bermakna signifikan yang niscaya melahirkan keadaban bangsa. Idulfitri patut dijadikan momentum strategis aksi nyata. Kita tidak hanya menginginkan keberhasilan sesaat, tapi berkelanjutan dan meningkatkan keberhasilan dari waktu ke waktu," harapnya.(dt/RMOL/bh/sya)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Permohonan Praperadilan Tom Lembong Ditolak, Jampidsus Lanjutkan Penyidikan

Polri Bongkar Jaringan Clandestine Lab Narkoba di Bali, Barang Bukti Mencapai Rp 1,5 Triliun

Komisi XIII DPR Bakal Bentuk Panja Pemasyarakatan Usai 7 Tahanan Negara Kasus Narkoba Kabur dari Rutan Salemba

Pakar Hukum: Berdasarkan Aturan MK, Kepala Daerah Dua Periode Tidak Boleh Maju Lagi di Pilkada

 

ads2

  Berita Terkini
 
PT Damai Putra Group Tolak Eksekusi PN Bekasi, Langkah Tegas Melawan Ketidakadilan

Kata Meutya Hafid soal Pencopotan Prabu Revolusi dari Komdigi

Permohonan Praperadilan Tom Lembong Ditolak, Jampidsus Lanjutkan Penyidikan

Hari Guru Nasional, Psikiater Mintarsih Ingatkan Pemerintah Agar Segera Sejahterakan Para Guru

Polri Bongkar Jaringan Clandestine Lab Narkoba di Bali, Barang Bukti Mencapai Rp 1,5 Triliun

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2