JAKARTA, Berita HUKUM - Isu politik identitas serta klaim yang menyatakan bahwa Anies intoleran tak pernah luput dari era Pilkada hingga sekarang. Narasi-narasi negatif yang membawa agama seringkali beredar dan menimbulkan ketakutan di tengah masyarakat. Lantas, apakah isu politik identitas dan intoleransi Anies terhadap agama lain benar adanya?
Seperti apa yang pernah dikatakan oleh Anies, cara terbaik untuk menilai seorang calon pemimpin adalah dengan melihat rekam jejaknya. Jika kita melihat dari rekam jejak Anies Baswedan selama memimpin Jakarta, tak terlihat sedikitpun intoleransi serta politik identitas yang selama ini ditakut-takutkan.
Beberapa waktu lalu sempat ramai sebuah video yang memperlihatkan seorang wanita 'mendesak' Anies. Ia mempertanyakan mengapa Anies tak mempublikasikan rekam jejaknya dalam memberikan IMB pada rumah ibadah terutama gereja. Padahal, menurut wanita tersebut hal ini bisa menjadi counter dan kampanyeterbaik dalam melawan isu politik identitas.
"Saya sih merasa begini, itu hal yang memang sudah harus kami kerjakan dan itu bukan ditempatkan sebagai komoditas untuk kampanye politik. Prinsip kami begini, lebih baik disangka buruk.. ternyata baik," ucap Anies.
Faktanya, selama Anies Baswedan memimpin DKI Jakarta, sebanyak 55 Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Tempat Ibadah berhasil diterbitkan. IMB tersebuit terdiri dari 3 vihara/kuil, 19 masjid, dan 33 gereja. Selengkapnya mengenai rekam jejak IMB Tempat Ibadah dapat dibaca
di sini.
Tak hanya IMB, Pemprov DKI Jakarta di era Anies juga memberikan Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI) untuk lebih dari 8.000 tempat ibadah semua agama. Terbukti, selama menjadi Gubernur, Anies berhasil menuntaskan komitmennya untuk menghadirkan kenyamanan beribadah bagi semua agama di Jakarta. Selengkapnya untuk rekam jejak program BOTI dapat dibaca
di sini.(fitnahlagi.com/bh/sya)