JAKARTA, Berita HUKUM - Kondisi website KPU yang terkesan statis, kurang atraktif, kurang dinamis, dan kurang komunikatif, memunculkan niatan untuk melakukan re-improvement dan refreshing, baik dari segi tampilan (design) maupun kuantitas dan kualitas data dan informasi. Terlebih, dua tahun lagi, website KPU akan menjadi bagian sangat penting sebagai jendela informasi dalam penyelenggaraan Pemilu 2014.
Kekurangan-kekurangan itu, antara lain, yang melatarbelakangi digelarnya workshop website KPU selama 3 (tiga) hari, beberapa waktu lalu, di Jakarta. Selain beberapa permasalahan lain, seperti masih terdapatnya dualisme website KPU (www.kpu.go.id dan mediacenter.kpu.go.id), dualisme struktural pengelolaan (content-nya di Biro Teknis Hupmas, tetapi jaringannnya ada di Biro Perencanaan dan Data), serta masih rendahnya kesadaran di lingkungan internal untuk mengakses website KPU.
“Humas KPU harus dapat tampil menjadi garda terdepan, sebagai etalase. Karena itu, sebuah keniscayaan ketika website hadir di tengah kita semua, bahwa inilah KPU yang kita banggakan,” tutur Ferry Kurnia Rizkiyansyah, anggota KPU Divisi Humas, Data Informasi, dan Hubungan Antar Lembaga, ketika membuka workshop, Rabu (20/6) malam.
Dalam bayangan Ferry, website KPU harus dapat menjadi sarana untuk berdialog antara Komisioner dan Sekretariat KPU di seluruh Indonesia. Dengan begitu, konsultasi maupun arus informasi antar seluruh satker KPU se-Indonesia, dapat berjalan dengan lancar, tidak tersekat oleh jarak dan waktu.
“Website KPU yang baik, berkualitas, dan secure, dapat menjadi alat pemersatu KPU,” tandasnya.
Senada, anggota KPU, Hadar Gumay, menyampaikan, KPU harus memiliki website yang baik, karena dalam konteks kekinian, website merupakan jendela terdepan sebuah institusi, termasuk KPU.
“Website KPU harus dibenahi. Coba kita juga belajar dari website-website negara lain. Ada yang dapat berfungsi sebagai ruang pembelajaran, short learning, bahkan ada ujiannya. Bukan hanya berfungsi sebagai sarana penyampaian informasi dan komunikasi, tetapi, website KPU juga harus dapat menjadi ajang interaktif pembelajaran pemilu dan demokrasi,” kata Hadar.
Website KPU, sambung Hadar, harus dapat mengikuti arus media global. Tidak terpaku pada hal-hal kaku dan kuno, yang sudah tertinggal oleh trend perubahan yang dinamikanya sangat cepat.
“Kita harus berpikir out of the box. Harus kita ikuti trend yang sedang berkembang, misalnya pemanfaatannya pada media sosial. Kita harus bisa jadikan website KPU menjadi lebih baik,” tambahnya, seperti yang dirilis kpu.go.id pada Selasa (31/7).
Dalam workshop tersebut, KPU mengundang 2 (dua) orang narasumber, yakni Gatot Dewa Broto, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo); serta Dudi Gurnadi, Dewan Pengawas Yayasan Air Putih (Web Developer and Web Design).
Gatot menyampaikan materi “pentingnya website KPU sebagai sarana komunikasi dan informasi dalam membangun pencitraan strategis KPU menyongsong Pemilu 2014”. Sementara, Dudi Gurnadi membawakan “pembuatan website KPU yang komunikatif, interaktif, dan secure sebagai wujud peningkatan kualitas humas KPU”.
Dari workshop selama 3 (tiga) hari itu dihasilkan beberapa rekomendasi, terkait dengan upaya perbaikan dan pembenahan website KPU. Selain yang utama, pembenahan dari segi tampilan (design), content, dan security, juga pemanfaatan arus media teknologi yang saat ini sedang menjadi trend, yakni jejaring sosial media. Dengan pembenahan itu, website KPU diharapkan dapat menjadi komunikatif, interaktif, secure, dan ber-sosial media. Go Mobile website KPU. (dd/red/kpu/bhc/sya)
|