Wakil" /> BeritaHUKUM.com
Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    
Partai Demokrat
Wasekjen Demokrat: Kok Partai Pendukung Pemerintah Kebakaran Jenggot Karena Pernyataan Mas Ibas?
2020-08-08 01:03:49
 

Ketua Fraksi Partai Demorkat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).(Foto: Istimewa)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - DPP Partai Demokrat menyesalkan pihak-pihak yang terkesan "kebakaran jenggot" karena pernyataan Ketua Fraksi Partai Demorkat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) terkait kondisi perekonomian nasional di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tumbuh rata-rata 6 persen.

Wakil Sekjen Partai Demorkat Jansen Sitindaon mengatakan seharusnya pemerintah dengan kewenangan ektra power karena didukung UU 2/2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Covid-19 dapat membuahkan hasil. Bukan justru terkesan lempar kesahalahan atas kegagalan mengelola ekonomi nasional dengan menyalahkan pemerintahan sebelumnya.

"Sudah berjalan hampir 6 bulan (UU 2/2020 berlaku), mestinya adalah sedikit tanda-tanda kemenangan kecil lah yang kita rasakan. Tapi faktanya tidak," kata Jansen Sitindaon kepada Kantor Berita Politik RMOL di Jakarta, Jumat (7/8).

Bahkan kata Jansen, dalam kondisi terkini dalam penanganan Covid-19 pun pemerintah tidak mampu berbuat banyak sekalipun sudah mengalokasikan anggaran yang cukup besar.

"Angka Covid-19 malah terus naik, tidak pernah sekalipun turun. Padahal dana untuk sektor kesehatan sudah besar. Bahkan di sisi lain ekonomi kita juga terus merosot, ambles. Harusnya ini jadi cermin bagi pemerintah. Bukan malah partai-partai pendukung pemerintah kebakaran jenggot dengar pernyataan Mas Ibas," jelasnya.

Menurutnya, tantangan yang dihadapi setiap kepemimpinan berbeda-beda. Karena itu, seharusnya pemerintah termasuk partai-partai pendukungnya saling membahu mengupayakan penanganan Covid-19 di Indonesia.

Meskipun, terkait kondisi ekonomi nasional jauh sebelum pagebluk Covid-19 faktanya terus melemah.

"Jauh sebelum badai Covid-19 menerpa, trend ekonomi kita dibawah pemerintahan ini memang terus turun. Itu fakta," tegasnya.

"Mau dituduh macem-macem pun, faktanya di masa SBY rata-rata pertumbuhan ekonomi kita 6 persen. Dan semua ikut menikmati termasuk yang ikut mencibir saat ini," katanya.

"Sedangkan yang katanya hebat cuma mentok 5 persen. Tak pernah sekalipun 6 persen selama 6 tahun ini. Kalau gagal tak usahlah kita sibuk ngumpulin seribu alasan. Lebih baik instropeksi diri," imbuh Jansen.

Selain itu, Jansen juga mengingatkan saat awal pemerintahan Presiden Joko Widodo bahwa era SBY meninggalkan 'warisan' anggaran negara yang cukup besar.
"Perlu diingat, Pak Jokowi bisa membangun seperti sekarang ini ya karena diwarisi anggaran yang tinggi dari pemerintahan SBY. Coba kalau anggarannya sebesar yang ditinggalkan Ibu Mega, bisa bangun apa?" tekannya.

Lebih jauh daripada itu, Jansen menyatakan terkait infrastruktur di era SBY itu tidak hanya berorientasi pembangun infrastruktur fisik. Tetapi juga membangun kehidupan lain.

"Bahkan rakyat masih bisa menikmati subsidi dimasa susah. Utang pun tidak sebengkak sekarang. Tak mungkin ada presiden tidak membangun infrastruktur selama menjabat, ada-ada aja. Seperti Indonesia baru ada dimasa pemerintahan ini saja," pungkasnya.(fa/RMOL/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Partai Demokrat
 
  Mahkamah Agung RI Kabulkan PK Moeldoko Soal DPP Partai Demokrat, Sudah Tergister
  Pernyataan SBY dan AHY Dipolisikan, Herman Khaeron: Si Pelapor Hanya Cari Panggung
  Wakil Ketua MPR, Syarief Hasan: Fakta Big Data, Pembangunan Era Pres SBY Lebih Baik Dibanding Era Pres Jokowi
  Alasan Partai Demokrat Kabupaten Klaten Desak Anggota DPRD HS Mundur
  Sambut Rakernas PKS, AHY: Temanya Sejalan dengan Semangat Partai Demokrat
 
ads1

  Berita Utama
Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan

Kapan Idul Fitri 2024? Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 10 April, Ini Versi NU dan Pemerintah

Refly Harun: 6 Ahli yang Disodorkan Pihak Terkait di MK Rontok Semua

PKB soal AHY Sebut Hancur di Koalisi Anies: Salah Analisa, Kaget Masuk Kabinet

 

ads2

  Berita Terkini
 
Apresiasi Menlu RI Tidak Akan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Selain Megawati, Habib Rizieq dan Din Syamsuddin Juga Ajukan Amicus Curiae

TNI-Polri Mulai Kerahkan Pasukan, OPM: Paniai Kini Jadi Zona Perang

RUU Perampasan Aset Sangat Penting sebagai Instrument Hukum 'Palu Godam' Pemberantasan Korupsi

Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2