YAMAN, Berita HUKUM - Pembom bunuh diri meledakkan diri mereka di dua masjid di ibu kota Yaman, Sanaa, menewaskan paling tidak 142 orang dan melukai beberapa orang lainnya, kata sejumlah laporan. Warga setempat sedang melakukan sholat Jumat di masjid Badr dan al-Hashoosh di pusat kota ketika kedua pembom menyerang.
Masjid terutama dipakai para pendukung gerakan pemberontak Zaidi Shia Houthi yang menguasai Sanaa.
Belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab, tetapi pendukung lokal al-Qaida sering kali menargetkan Houthi.
Serangan terjadi satu hari setelah bentrokan mematikan di kota Aden di selatan, antara pasukan pendukung Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi dan pendukung pendahulunya Ali Abdullah Saleh.
Pesawat perang yang diterbangkan pilot pendukung Houthi kemudian menargetkan istana presiden di Aden. Hadi melarikan diri dari Aden bulan lalu setelah pemberontak menerapkan tahanan rumah dan menyatakan "dewan kepresidenan" akan menguasai negara untuk sementara waktu.
Sementara, Kelompok radikal yang menamakan diri sebagai Negara Islam atau ISIS mengatakan, merekalah pelaku serangan bom bunuh diri di dua masjid di ibukota Yaman, Sanaa, itu. Ini serangan pertama diklaim oleh ISIS - sebuah kelompok Sunni - sejak mendirikan cabang di Yaman pada bulan November.
Kedua masjid itu digunakan terutama oleh pendukung gerakan pemberontak Zaidi dari kelompok Syiah Houthi yang menguasai Sanaa. Yaman telah menderita instabilitas politik selama bertahun-tahun dan pemberontak Houthi sudah menguasai sembilan dari 21 provinsi.
Pemerintah Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi yang diakui secara internasional telah melarikan diri ke kota pelabuhan di bagian selatan, Aden.
Empat pelaku bom bunuh diri menyerang masjid Badr, di selatan Sanaa, dan Masjid al-Hashoosh, di utara ibukota, ketika jamaah sudah bersiap untuk shalat Jumat.
"Seperti sungai"
Di masjid Badr, salah seorang pengebom memasuki gedung dan meledakkan sementara seorang lagi pelaku tertangkap dekat pintu gerbang utama.
Ulama Houthi terkemuka, Al-Murtada bin Zaid al-Mahatwari, imam masjid Badr, termasuk di antara mereka yang tewas, demikian laporan media setempat.
Dua pembom lagi menyerang masjid al-Hashoosh: satu meledakkan eksplosif di dekat pintu masuk dan yang lainnya berlari ke dalam masjid untuk meledakkan diri.
"Darah mengalir seperti sungai," kata seorang penyintas --orang yang selamat-- Mohammed al-Ansi.
Stasiun TV al-Masirah yang dikuasai pemberontak Houthi menyiarkan gambar dari Masjid al-Hashoosh menunjukkan relawanmengangkut korban dengan menggunakan selimut berlumur darah. JEnazah-jenazah juga dibaringkan di dalam mesjid.
Sekitar 300 orang terluka, sehingga petugas medis dan rumah sakit meminta donor darah.
Lewat twitter
Serangan bunuh diri lain dilaporkan terjadi di sebuah masjid di utara kota Saada - kubu Houthi - tetapi hanya menewaskan pelakunya sendiri.
Pernyataan ISIS yang mengaku sebagai pelaku serangan, disampaikan melalui sebuah akun twitter.
Dalam pernyataan itu mereka mengancam akan terus melancarkan serangan lanjutan.
"Biarkan kaum Houthi yang sesat itu mengetahui bahwa tentara ISIS tidak akan beristirahat sampai kita meruntuhkan mereka," kata pernyataan itu.
ISIS dan al-Qaida memang menganggap Muslim Syiah sebagai sesat dan melancarkan perlawanan terhadap kaum Houthi di Yaman.
Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan, ISIS bisa saja mengaku-ngaku sebagai pelaku, untuk kepentingan propaganda mereka.(BBC/dbs/bh/sya) |