PAKISTAN (BeritaHUKUM.com) - Ribuan warga Pakistan mengelar unjuk rasa di depan Kantor Konsulat Amerika Serikat di Karachi, mereka mengutuk insiden serangan pasukan NATO yang menewaskan 24 orang tentara Pakistan. Mereka juga mempertanyakan latar belakang mengapa serangan mematikan tersebut bisa terjadi.
Seperti yang di lansir BBC, Senin (28/11). Insiden ini juga meningkatkan kemarahan di pihak militer Pakistan, setelah mereka sebelumnya dipermalukan dalam operasi serangan terhadap pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, Mei lalu.
Sementara itu, NATO sendiri menggambarkan kejadian itu sebagai insiden tragis yang tidak disengaja. AS juga menekankan pentingnya menjaga hubungan dan mengatakan mendukung sepenuhnya rencana penyelidikan yang dilakukan NATO.
Pemerintahan Pakistan sendiri akan mengkaji semua bentuk kerja sama dengan AS dan NATO setelah persekutuan itu menyerang pos militernya dan menewaskan 24 orang. Pernyataan ini dikeluarkan sebelum pemakaman terhadap 24 orang tentara Pakistan yang tewas akibat insiden tersebut.
Sebuah komite yang dipimpin oleh Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani memutuskan untuk memotong jalur bantuan NATO ke Afghanistan yang melewati Pakistan. Gilani mengatakan serangan itu sebagai sebuah pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.
Meski sebelumnya pejabat NATO Brigadir Jenderal Carsten Jacobson mengucapkan bela sungkawa dan mengatakan akan melakukan penyelidikan atas insiden tersebut.
Dalam sebuah rapat kabinet komite pertahanan yang dikumpulkan oleh Gilani, diputuskan bahwa pemerintah akan mengkaji semua program, aktivitas dan kerjasama dengan AS, NATO, dan ISAF, termasuk hubungan diplomatik, politik, militer, dan intelejen Termasuk menutup secepatnya jalur logistik NATO/ISAF ke Afghanistan.
Dengan keputusan ini maka dua daerah perbatasan dengan Afghanistan di Torkham dan Chaman yang selama ini digunakan sebagai jalur lalu lintas NATO ditutup. Komite ini juga meminta AS untuk mengosongkan pangkalan udara Shamsi dalam jangka waktu 15 hari, di mana AS sering meluncurkan serangan roket.
Sabtu dini hari, Menteri Pertahanan AS Leon Panetta dan Menlu Hillary Clinton mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan rasa duka yang mendalam atas korban yang ditimbulkan dan mendukung sepenuhnya keinginan NATO untuk menyelidiki insiden ini. (bbc/biz)
|