LOMBOK, Berita HUKUM - Anggota Komisi X DPR RI Dwita Ria Gunadi menyatakan keprihatinannya atas beredarnya tenun produk China di Lombok. Hal ini menurutnya akan mematikan pemasaran tenun dari pengrajin-pengrajin tradisional setempat.
"Untuk membendung maraknya produk tenun di Lombok ini, kami minta pemerintah daerah harus membuat peraturan yang ketat dengan melarang masuk produk China ke Lombok," tegasnya, di sela-sela Kunjungan Kerja Komisi X DPR RI ke Lombok, Jumat (29/6) lalu
Disamping itu, Politisi Gerindra ini minta keterlibatan masyarakat khususnya wisatawan local untuk mencintai produk dalam negeri umumnya, dan tenun buatan Lombok khususnya.
Senada dengan Ria demikian sapaan akrabnya, Anggota Komisi X DPR Ratieh Sanggarwati menyatakan kesedihan dan keprihatinannya karena melihat banyak tenun dari China di Lombok.
"Ini menjadi keprihatinan yang luar biasa. Di Desa Sade ada dijual tenun China, di semua penjual tenun di pantai, mereka juga mencampur tentun asli dan tenun china. Bahkan di Toko milik Dekranasda tenun China juga ada," ungkapnya.
Ia meminta peredaran tenun yang berasal dari China ini dilarang habis-habisan. Hal ini, sambungya tidak bias ditolerir karena akan membunuh para penenun tradisional Lombok.
Politisi Fraksi PPP ini meminta kepada Pemerontah Daerah Provinsi NTB dan Kepala Dinas Pariwisata NTB khususnya untuk membuat Peraturan Daerah dan memberikan punishment bagi yang mengedarkannya.
"Karena jika hal ini dibiarkan, penenun kita akan sakit. Pasalnya untuk satu kain tenun, satu lembar kain dikerjakan dalam waktu satu bulan dua minggu. Sementara tenun china kan masuk berbal-bal dengan harga murah hanya Rp100 ribu," jelasnya.(sc/DPR/bh/sya) |