Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Internasional    
Prancis
Kedutaan Prancis di Burkina Faso di Serbu, 8 Petugas Tewas dan 80 Orang Luka
2018-03-04 04:48:13
 

Kepulan asap tampak di Kota Ougadougou, Burkina Faso, setelah sekelompok orang bersenjata dilaporkan menyerbu markas militer dan kedutaan Prancis.(Foto: twitter)
 
BURKINA FASO, Berita HUKUM - Sekelompok orang bersenjata melancarkan serangan ke kedutaan Prancis dan markas militer di ibu kota Burkina Faso, Ouagadougou.

Berdasarkan keterangan pemerintah, sebanyak 8 orang petugas keamanan dan 8 orang pelaku penyerangan tewas dalam baku tembak, sedangkan 80 orang termasuk di antaranya warga sipil mengalami cedera.

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves le Drian, menyatakan dirinya tidak meragukan bahwa serangan itu adalah aksi terorisme.

Menteri Keamanan Burkina Faso, Clement Sawadogo, menyebutkan bahwa serbuan yang mencakup serangan bom bunuh diri di markas militer itu amat mungkin mengincar pertemuan kawasan mengenai antiterorisme.

Sebuah ruangan hancur akibat ledakan tersebut, kata Sawadogo, tapi pertemuan kemudian dipindahkan ke lokasi lain.

Kepolisian Burkina Faso menegaskan semua unit telah dikerahkan ke berbagai tempat di ibu kota dengan menjaga keamanan.

Hingga kini belum jelas pihak di balik serbuan itu.

Map showing buildings attacked

Apa yang terjadi?

Sejumlah foto yang baru dikirim dari Ouagadougou memperlihatkan kepulan asap hitam. Berbagai saksi mata mengaku menyaksikan sekumpulan orang bersenjata keluar dari sebuah kendaraan dan melepaskan tembakan.

Selanjutnya kelompok bersenjata tersebut bergerak menuju kedutaan Prancis.

Wali Kota Ouagadougou, Armand Beouinde, mengatakan kepada harian Prancis, Le Monde, bahwa para penyerang telah menembak balai kota dan sejumlah jendela hancur berantakan.

"Tampaknya, ini serangan jihadis," ujarnya, tanpa memberi rincian.

Seorang saksi mata, Omar Zombre, bertutur kepada stasiun televisi setempat: "Kami melihat empat orang mencoba memasuki kedutaan dari sisi timur. Mereka berpakaian sipil dilengkapi semacam rompi, ransel, dan senapan Kalashnikov yang jelas terlihat."

"Mereka berusaha tapi tidak berhasil. Kemudian mereka mencoba masuk dari sisi barat. Kami melihat mereka telah membakar sebuah mobil. Saat kami naik (ke atap), kami mendengar suara tembakan dari senapan otomatis, sangat menegangkan," kata Zombre.

burkina fasoHak atas fotoREUTERS
Image captionSejumlah orang berupaya kabur ketika markas militer Burkina Faso diserbu.

Mengapa Kedutaan Prancis turut diserang?

Prancis mempertahankan hubungan kuat dengan Burkina Faso, yang merupakan bekas jajahannya.

Burkina Faso adalah negara yang terkurung daratan di Afrika Barat dan dikelilingi oleh enam negara: Mali ke utara; Niger ke timur; Benin di sebelah tenggara; Togo dan Ghana di selatan; dan Pantai Gading di barat daya.

Meski demikian, menurut Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves le Drian, "tampaknya tidak ada korban warga Prancis akibat serangan."

"Burkina Faso pernah menjadi korban serangan berbagai kelompok teroris. Serangan itu mengincar instansi Burkina Faso-karena markas militer diserang-serta menyasar Prancis, yang merupakan sekutu Burkina Faso dalam peperangan melawan terorisme."

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, memperingatkan warga Prancis di Burkina Faso untuk mengikuti saran kedutaan dan menjauhi daerah-daerah rawan.

Pasukan Prancis yang berada di negara itu turut dikerahkan.

burkina fasoHak atas fotoEPA
Image captionPolisi dan tentara dikerahkan ke sejumlah kawasan ibu kota Burkina Faso setelah sekelompok orang bersenjata melancarkan serangan.

Siapa di balik serangan sebelumnya?

Insiden ini adalah serangan ketiga di Ouagadougou selama dua tahun terakhir.

Kelompok Al Qaeda di kawasan Maghribi mengklaim telah melakukan dua serangan sebelumnya, yakni serbuan di restoran dan hotel pada Januari 2016 yang menewaskan 30 orang.

Prancis ikut campur tangan untuk menghentikan laju kelompok tersebut di Mali pada 2013.

Selain Al Qaeda, ada sejumlah kelompok milisi lainnya yang bercokol di kawasan Afrika Barat dan melancarkan serangan di sejumlah kota besar selama beberapa tahun terakhir.

Akan tetapi, lepas dari aksi kelompok milisi, tidak menutup kemungkinan serbuan di Ouagadougou bermotif politik.<

Pada 2015, Burkina Faso dilanda kudeta, yang kemudian berhasil digagalkan. Persidangan terhadap puluhan tersangka pelaku kudeta tersebut dijadwalkan digelar awal pekan ini, namun ditunda setelah pengacara melakukan aksi walk-out dari ruang sidang.(BBC/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Prancis
 
  Gereja Katedral Notre-Dame di Paris Terbakar
  Prancis Tarik Duta Besar dari Italia, Mengapa Perseteruan 2 Negara Tetangga Ini Membesar?
  Prancis Rusuh Lagi: 125.000 Demonstran Turun, Toko Dijarah, 1.000 Ditahan
  Kerusuhan Prancis: Pemerintah Tunda Kenaikan Harga BBM Diesel
  Kedutaan Prancis di Burkina Faso di Serbu, 8 Petugas Tewas dan 80 Orang Luka
 
ads1

  Berita Utama
PKB soal AHY Sebut Hancur di Koalisi Anies: Salah Analisa, Kaget Masuk Kabinet

Sampaikan Suara yang Tak Sanggup Disuarakan, Luluk Hamidah Dukung Hak Angket Pemilu

Dukung Hak Angket 'Kecurangan Pemilu', HNW: Itu Hak DPR yang Diberikan oleh Konstitusi

100 Tokoh Deklarasi Tolak Pemilu Curang TSM, Desak Audit Forensik IT KPU

 

ads2

  Berita Terkini
 
Polda Metro Respon Keluhan Pedagang Ikan Modern Muara Baru Jakarta Utara dengan Pengelola Pasar

Nikson Nababan Menyatakan Siap Maju Pilgub Sumut, Jika Mendapat Restu Ibu Megawati

BP2MI Siap Sambut 9.150 Pekerja Migran Indonesia yang Cuti Lebaran 2024 dan Habis Masa Kontraknya Kembali ke Tanah Air

Datang Lapor ke Komnas HAM, MPA Poboya Adukan Polres Palu ke Komnas HAM, Dugaan Kriminalisasi

Gelar Rakor Lintas K/L, Polri Pastikan Mudik-Balik Lebaran 2024 Berjalan Aman dan Nyaman

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2