Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Politik    
Demokrasi
Indro Tjahyono: Kesabaran Pemuda dan Rakyat Ada Batasnya
Sunday 19 Apr 2015 07:47:09
 

Ilustrasi. Aksi demo para Mahasiswa.(Foto: BH/mnd)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Kesabaran pemuda dan rakyat terhadap ketidakbecusan pemerintahan Joko Widodo ada batasnya. Pernyataan itu mengemuka dalam dialog nasional lintas generasi bertema "Diperlukan Kepemimpinan Nasional yang Kuat untuk Perubahan Mendasar" yang digelar para aktivis senior, beberapa waktu lalu.

Para tokoh yang diundang ke acara tersebut antara lain Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Mochtar Efendi Harahap, Agus Salim Harimurti, dan Ichsanudin Noorsy. Sedangkan pembicara mewakili berbagai angkatan antara lain Soeryadi ('45), Cosmas Batubara ('66), Judhilhery Justam ('74), Indro Tjahyono ('77/78), Amarsyah ('80), Kasino ('98), Gideon Ketaren (2000).

Menurut mantan Dewan Mahasiswa IPB, Indra Adil, sebanyak 300 mantan aktivis gerakan mahasiswa berbagai angkatan dari Medan, Aceh, Palembang, Lampung, Makasar, dan Palu ikut hadir.

"Kami memang tidak mengharapkan orang-orang pemerintahan mau hadir. Mereka orang-orang mapan yang pasti tidak mau diusik kenyamanannya," tegas Indra kepada wartawan.

Biner Tobing, yang adalah mantan Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia pada masa NKK/BKK, dalam sambutan pembukaan mengatakan, gerakan mahasiswa bukan perbuatan haram dan harus terus-menerus digalang karena pada dasarnya kekuasaan cenderung korup.

"Gerakan tersebut tidak harus berhenti walau kita telah berhasil memilih presiden dan wakil rakyat, karena tujuan gerakan setiap generasi adalah perubahan yang mendasar dan sistemik serta membangun peradaban," tegasnya.

Menjawab pertanyaan mengenai berbagai manuver menjauhkan presiden Joko Widodo dari para pendukungnya, Sukmadji Indro Tjahyono yang adalah mantan Ketua Dewan Mahasiswa ITB, menyatakan bahwa rakyat memiliki pengetahuan, logika, dan akal sehatnya sendiri.

"Rakyat memiliki kecerdasan yang sempurna, karena itu jangan coba-coba berkhianat, menipu, dan mengelabui. Jangan pandang rakyat adalah orang-orang bodoh yang mudah dibohongi, apalagi ini era informasi," ujar Indro.

Dia menyebutkan, fenomena politik tahun 1966, tahun 1974, tahun 1977/1978, tahun 1980, dan 1998 membuktikan bahwa rakyat cerdas dan sadar akan hak-haknya. Rakyat juga tahu diri, kapan harus memperingatkan lembaga negara dengan baik-baik atau kapan harus marah dan "meletus" seperti gunung Krakatau.

Setiap terjadi perubahan politik yang mendasar di Indonesia, ujar Indro Tjahyono, bukan dilakukan oleh partai-partai politik, melainkan oleh gerakan pemuda, mahasiswa dan rakyat.

"Naiknya harga BBM secara sporadis, harga-harga sandang pangan yang meroket, nilai kurs rupiah terhadap dolar yang merosot, membuktikan kembali bahwa negara dan pemerintah tidak hadir dan tidak bekerja. Kesabaran pemuda dan rakyat tidak bisa dipermainkan dengan janji-janji, ada batasnya," tekan Indro.(ald/rmol/bh/sya)



 
   Berita Terkait > Demokrasi
 
  Kontroversi Presiden RI, Pengamat: Jokowi Mau Membunuh Demokrasi Indonesia!
  Jangan Golput, Partisipasi Generasi Muda di Pemilu Penentu Indeks Demokrasi
  Yanuar Prihatin: Sistem Proporsional Tertutup Bahayakan Demokrasi
  Peneliti BRIN Ungkap Demokrasi Tak Lagi Sehat Sejak Maraknya 'Buzzer' di Medsos
  Jelang Tahun 2023, Fadli Zon Berikan Dua Catatan Kritis Komitmen Terhadap Demokrasi
 
ads1

  Berita Utama
Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan

Kapan Idul Fitri 2024? Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 10 April, Ini Versi NU dan Pemerintah

Refly Harun: 6 Ahli yang Disodorkan Pihak Terkait di MK Rontok Semua

PKB soal AHY Sebut Hancur di Koalisi Anies: Salah Analisa, Kaget Masuk Kabinet

 

ads2

  Berita Terkini
 
Apresiasi Menlu RI Tidak Akan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Selain Megawati, Habib Rizieq dan Din Syamsuddin Juga Ajukan Amicus Curiae

TNI-Polri Mulai Kerahkan Pasukan, OPM: Paniai Kini Jadi Zona Perang

RUU Perampasan Aset Sangat Penting sebagai Instrument Hukum 'Palu Godam' Pemberantasan Korupsi

Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2